Believe in Me
Hidup manusia pasti bergantung satu sama lain, iyalah namanya juga makhluk sosial, hidup manusia juga butuh privasi karena manusia makhluk egois. Nah takaran antara privasi dan hubungan habluminnannas ini yang tiap orang berbeda2. Ada yang cukup setengah sendok teh, ada yang ngabisin setengah sloki.
Contoh yang hukumnya wajib untuk saling berhabluminnannas ini biasanya saling tolong menolong dalam contek mencontek pekerjaan, PR, ujian kapanpun dimanapun bahkan sama orang yang baru ketemu diparkiran depan.
Aku sendiri yakin, kultur contek mencontek itu bukan untuk mendapatkan jawaban paling benar dari soal yang diberikan, melainkan mendapatkan kawan senasib sebanyak2nya. Makanya gak peduli yang dicontekin beneran pinter apa kagak, asal dia udah selesai ngerjain yang lain siap jadi makmum masbuknya.
Dengan teman2 yang jawabannya senada mereka merasa menjadi setingkat lebih aman, kenapa? karena sejeblok2nya nilai mereka, mereka gak sendirian, banyak kawannya. Dan ini nih penyakitnya sebagian besar orang Indonesia. Biji endog rapopo anggere okeh bolone, dengkulmu kropos!
Klo begitu caranya jangankan ngimpi mau nyalip teknologinya jepang, buat mengulang kemahsyuran nenek moyang kita aja mbuh mbuhan kok. Apa yo ndak malu klo negara2 lain ngebut buat mengejar ketinggalan, kita malah pakek acara ngeslow motion segala?
Ya alasan paling rasional mengapa negara kita jadi sangat tertinggal dari negara2 tetangga adalah karena kebiasaan mencontek kita sejak jaman TK sampai S3.
Daripada menunggu orang lain berbuat untuk kita, akan lebih baik jika kita mengusahakannya sendiri, jika kita mendapat bantuan, maka anggaplah bantuan itu sekedar aksesoris penggembira, bukan menu utama. Kitalah yang harus menyiapkan menu utama tersebut, kita yang harus mengolahnya, seburuk apapun kualitasnya, yakinlah ketika kita membiasakan diri melalui prosesnya, maka kualitas itu akan terbentuk sedikit demi sedikit dengan sendirinya.
Aku suka banget mas kata-kata ‘mencontek itu bukan untuk mencari jawaban yang benar, tapi untuk mencari kawan senasib sebanyak-banyaknya’ hihiiii kenyataannya memang begitu, disadari ataupun nggak.
hahaha klo banyak temennya jadi PD soale mbak 😀
kan prinsipnya
asal rame rame sing kecing be dadi kendel
haha
genah kaya kuwe kawit kanan kanane sih