Menjelang hari raya idul adha atau hari kurban, Dompet Dhuafa mengajak rekan-rekan blogger dan journalis untuk datang ke DD Farm Sentolo untuk melihat sendiri proses penyiapan hewan kurban yang nantinya akan disebar ke berbagai penjuru tanah air.
Namun, tidak sekedar berkunjung ke kandang DD Farm saja, kami juga diajak berkeliling ke beberapa lokasi binaan Dompet Dhuafa lain di provinsi DIY, mana saja lokasi yang kami kunjungi dalam trip yang bertema Jogja AgroWisata ini?? Simak terus artikel ini.
Gandeng Masyarakat, Cara Dompet Dhuafa Memastikan Sustainability
Sebagai lembaga amil zakat yang resmi dan telah berumur 29 tahun, Dompet Dhuafa berupaya memberikan yang terbaik untuk melayani umat, tak hanya untuk menerima zakat infak dan shadaqah tetapi juga bagaimana mengelola uang masyarakat tersebut agar bisa terus sustainable mendukung program-program Dompet Dhuafa.
Caranya adalah dengan menggunakan dana yang terhimpun dari umat untuk kembali diberikan kepada umat dalam bentuk program pembinaan. Ada tiga lokasi binaan Dompet Dhuafa yang kami datangi, selain peternakan kambing DD Farm Sentolo, Kulon Progo juga ada DD Farm Mina Padi di Sedayu Bantul, serta Mount Vera Agrotech di Nglipar, Gunung Kidul.
Peternakan DD Farm Sentolo
Lokasi DD Farm Sentolo, berlokasi di Dusun Kleben, Kalurahan Kaliagung, Kemantren Sentolo, Kulon Progo. Kandang ini mampu menampung hingga 1400 ekor kambing. Di dalam kandang sendiri dibagi menjadi empat area, uniknya keempat area ini dinamai area sesuai sifat nabi yaitu, Sidiq, Amanah, Tablih dan Fathanah.
Setiap area digunakan untuk kambing dengan ukuran tertentu, ukuran siap panen berada di area sisi selatan, sedangkan yang paling kecil berada di sisi utara.
Menjaga Kualitas Ternak saat Wabah PMK
Di saat maraknya kasus PMK sampai saat ini, DD Farm Sentolo berhasil menjaga hewan ternak mereka dari penyakit mulut dan kuku tersebut. Hal ini tidak lain karena ketatnya pengawasan yang dilakukan manajemen DD Farm, agar jangan sampai hewan ternak di kandang terjangkit penyakit ini.
Untuk memastikan tidak ada penularan PMK, manajemen DD Farm Sentolo menetapkan masa karantina 14 hari untuk hewan yang akan masuk ke kandang. Hal ini untuk memastikan kambing yang dimasukkan adalah kambing sehat dan bebas penyakit. Selain itu, DD Farm rutin melakukan Quality Control serta mendatangkan tim kesehatan maupun dokter hewan untuk mengecek kelayakan hewan ternak.
Menurut kepala kandang, Satiya Jati, quality control lain yang dilakukan adalah menerapkan lockdown kandang dari kunjungan pengunjung, baik dari pembeli maupun penjual kambing.
Untuk kualitas kambing sendiri, DD Farm memiliki kriteria kambing standar, medium dan premium. Sehingga untuk masyarakat yang ingin melaksanakan kurban, bisa dengan mudah memilih jenis kambing sesuai kemampuan finansialnya.
Gunakan Teknologi Modern
Untuk mempermudah proses memilih hewan kurban sendiri, para pembeli dapat menggunakan aplikasi Dompet Dhuafa guna memilih kambing yang diinginkan. Aplikasi akan menunjukkan ukuran berat hewan terbaru, berikut dengan foto terbaru.
Oh ya, pada saat kami berkunjung, DD Farm tengah menguji coba timbangan otomatis yang nantinya digunakan untuk mempermudah penimbangan hewan. Caranya cukup mudah.
Kambing hanya perlu dilewatkan ke jalur menuju timbangan. Sensor akan menutup pintu timbangan sehingga kambing terkurung di atas timbangan, data berat kambing kemudian akan terkirim ke server laptop yang berada tidak jauh dari timbangan lewat wifi.
Berdayakan Masyarakat Sekitar dengan Sociopreneur
Satiya Jati mengungkapkan, dalam pengelolaan kandang, Dompet Dhuafa mengajak masyarakat sekitar yang mau untuk belajar mengelola peternakan hewan. Untuk menangani 1400 ekor kambing, DD Farm Sentolo setidaknya mempekerjakan 5 orang pekerja kandang.
Wah terbatas banget dong jumlah masyarakat yang mendapat manfaat dari DD Farm ini? Jangan salah. Justru, pekerja yang sudah ahli nantinya akan ditawari untuk resign dari DD Farm.
Waduh makin runyam gak? Enggak lah! Karena diminta resign untuk membuka kandang sendiri, DD Farm tentunya gak akan tinggal diam, mantan pekerja yang berani membuka usaha peternakan sendiri, akan disupport dengan 50-100 ekor kambing dari DD Farm.
Tak hanya itu, DD Farm juga akan bertindak sebagai mitra yang memberikan pelatihan, pendampingan serta siap untuk membeli hewan ternak yang dikembangkan. Baik itu anakan (anak kambing hasil peranakan), atau bakalan (kambing yang dipelihara sejak kecil lalu dijual saat dewasa).
Dengan konsep sociopreneur semacam ini harapannya, akan semakin banyak masyarakat yang menjadi entrepreneur di bidang usaha ternak hewan kambing ini, karena DD Farm mengakui, untuk memenuhi permintaan hewan kurban tahun 2022 ini saja, DD Farm mengaku kewalahan dan semua kambing yang cukup umur telah habis dipesan.
Dalam proses distribusi hewan kurban sendiri, Dompet Dhuafa memilih distribusi ke pelosok negeri, yaitu wilayah miskin, tertinggal, pedalaman maupun yang belum pernah menikmati daging kurban. Harapannya dapat membantu meratakan manfaat hewan kurban ke masyarakat seluruh Indonesia serta sebagai bagian dari syiar islam. Selain itu, hewan kurban Dompet Dhuafa juga dibagikan di wilayah terdampak bencana, rawan konflik dan sebagian ditujukan untuk saudara-saudara muslim di berbagai belahan negara yang mengalami konflik maupun bencana kemanusiaan.
DD Farm tidak hanya melayani kebutuhan kurban Dompet Dhuafa saja, tetapi juga membuka kemitraan dengan LSM lain yang membutuhkan hewan kurban untuk dibagikan pada masyarakat, DD Farm siap mensupport. Termasuk juga masyarakat yang membutuhkan.
Semua Keuntungan Digunakan untuk Keberlanjutan Dakwah
Menurut Setiya Jati, semua keuntungan yang didapatkan oleh DD Farm, akan dikembalikan ke umat untuk keberlanjutan dakwah, baik dakwah pemberdayaan masjid, maupun dakwah sosial dalam bentuk-bentuk pemberdayaan masyarakat seperti DD Farm ini.
Dengan demikian, zakat, infak dan shodaqoh umat, tidak hanya berhenti di satu titik saja, tetapi dapat terus berkembang dan manfaatnya dapat terus dirasakan oleh lebih banyak masyarakat yang membutuhkan.
DD Farm Mina Padi Mendobrak Stigma Petani
Contohnya adalah DD Farm Mina Padi Sedayu dan Mount Vera Agrotech. DD Farm Mina Padi Sedayu adalah kelompok tani yang merupakan binaan Dompet Dhuafa yang mengkombinasikan konsep mina padi.
Mina padi artinya menanam padi dalam satu lahan yang sama yang difungsikan sebagai kolam ikan. Secara praktis, luas lahan penanaman padi yang digunakan akan menyempit karena harus berbagi dengan ikan yang dipelihara.
Nyatanya, penyusutan luas lahan tanaman padi tersebut tidak membuat hasil panen petani berkurang. Melainkan berjumlah sama dengan tambahan panen ikan hasil peliharaan.
Prinsip Pembuatan Sawah Mina Padi DD Farm Sedayu
Menurut Nuryanto, yang menjadi fasilitator Sentra Mina Padi Sedayu Dompet Dhuafa, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan Mina Padi
- Ketersediaan air sepanjang tahun. Butuh area yang mudah mendapatkan air bahkan di musim kemarau.
- Sawah dibagi menjadi area dalam dan luar, area dalam untuk menanam padi, sedangkan area luar dikeruk lebih dalam untuk ruang gerak ikan
- Ketinggian air diatur melalui pipa pembuangan, agar padi dan ikan sama-sama bisa hidup berdampingan
- Sistem penanaman padi menggunakan sistem 2:1 atau 4:1 yaitu setiap 2 baris padi diberi satu renggangan untuk ikan berenang. Selain itu, untuk memberi ruang udara pada tanaman padi agar tidak puso
- Padi yang seharusnya menempati renggangan dirapatkan dalam kolom padi baris berikutnya.
- Ikan mendapatkan nutrisi dari pakan, selain itu ikan menjadi predator alami bagi hama padi
- Padi dapat menjadi ruang ikan berlindung dan mencari makanan
- Di atas sawah menggunakan jala untuk mencegah burung memangsa ikan di kolam.
- Ikan dipanen terlebih dahulu sebelum padi dipanen.
Menurut warga, berkat cara yang diberikan Dompet Dhuafa diatas, hasil panen mereka tetap terjaga, tidak ada padi yang gabug (kosong) serta mendapat manfaat dari panen ikan. Hingga saat ini, semakin banyak petani sekitar yang tertarik ikut bergabung dalam Sentra Mina Padi Sedayu binaan Dompet Dhuafa.
Mount Vera Agrotech, Bercocok Tanam di Tanah Tandus
Mendengar nama Gunung Kidul tentu akan langsung berpikir tentang kekeringan. Ya tanah di wilayah ini berupa pegunungan karst yang mudah sekali kering, karena air yang meresap akan masuk ke dalam rongga batu sejauh ratusan meter. Hal tersebut mempersulit tanaman untuk tumbuh dengan subur mengingat keterbatasan air.
Di Gunung Kidul hampir sebagian besar petani menanam palawija, atau padi gogo yang tidak membutuhkan terlalu banyak air. Namun berbeda dengan yang dilakukan Alan selaku pemrakarsa budidaya aloe vera atau lidah buaya di Nglipar.
Berangkat dari keinginannya mengembangkan desanya, Alan dibantu keluarganya menanam lidah buaya di pekarangan rumahnya yang tandus. Meski terlihat aneh bagi masyarakat sekitarnya waktu itu, tetapi berkat dukungan Dompet Dhuafa, lidah buaya milik Alan menjadi berkembang dan mampu menggerakkan ekonomi masyarakat.
Lidah buaya masih merupakan satu family dengan kaktus, sehingga tidak memerlukan air yang banyak dalam pemeliharaan. Selain itu, lidah buaya bermanfaat untuk manusia, mulai dari digunakan sebagai shampo alami, bahan kosmetika alami, maupun untuk produk kuliner.
Tak terkecuali Mount Vera Agrotech, mengembangkan lidah buaya jenis Aloe Barbadensi Miller, dan satu lagi aku lupa namanya. Dua jenis lidah buaya ini paling banyak dikembangkan untuk kebutuhan industri, mulai dari industri kecantikan maupun makanan.
Mount Vera Agrotech sendiri mengembangkan minuman lidah buaya, mirip banget sama nata de coco namun dengan jelly yang lebih empuk, warga masyarakat sekitar yang tertarik mengembangkan lidah buaya ini juga membuat aneka produk mereka sendiri lho, misalnya keripik lidah buaya, wedang bubuk lidah buaya, permen lidah buaya dan lain sebagainya.
Mount Vera Agrotech menjadi pusat pemasar produk yang dibuat oleh warga, selain itu, saat ini mereka juga menerima kebutuhan wisata edukasi pembudidayaan lidah buaya, mulai dari pengenalan lidah buaya, perawatan, sampai pengolahan.
Buat kalian yang ingin melaksanakan kurban tahun ini bisa banget berkurban lewat Dompet Dhuafa, cukup klik tautan Kurban Dompet Dhuafa ini. Hewan ternak yang tersedia mulai dari standart/medium/premium dan akan didistribusikan untuk kesejahteraan umat.
Informatif banget, kak