Kiprah seorang bunda dalam kehidupan keluarga merupakan sebuah peran yang sangat sentral, seorang bunda merupakan pahlawan pangan bagi anak dan keluarganya. Bundalah yang berperan untuk menentukan makanan apa yang akan dikonsumsi keluarga. Namun demikian, tidak semua bunda memiliki pengetahuan yang sama dalam mengolah maupun memenuhi kebutuhan gizi keluarga, terutama putra-putrinya yang masih dalam tahap pertumbuhan.
Oleh karenanya, dalam suasana Hari Pahlawan ini, Foodbank of Indonesia bekerjasama dengan Fakultas Teknologi Pertanian UGM kembali meluncurkan Aksi Ikan Untuk Anak (IUAK). Acara yang digelar di SDN 10 Johar Baru Pagi ini juga didukung oleh BeeJay Bakau Resort dengan pemberian makanan untuk balita serta demo masak yang dilakukan oleh Chef BeeJay Resort bersama para bunda dari Johar Baru. Aksi ini sendiri digelar di 3 lokasi berbeda yakni di DKI Jakarta, Yogyakarta serta Surabaya dalam waktu berbeda, untuk pelaksanaan di Jakarta sendiri melibatkan 800 bunda PAUD.
Acara ini digelar dalam dua sesi, yaitu sesi online dan offline. Untuk sesi online sendiri ada pemaparan dari para narasumber yang memiliki latar belakang keahlian spesifik di bidangnya. Ada Prof Eny Hermayani dan Prof Umar Santoso dari FTP UGM, bapak Hendro Utomo selaku founder Foodbank of Indonesia, Bapak Benjamin Mangitung dari Bee Jay, Ibu Fery Farhati, Ketua Penggerak PKK, Ibu Artati Widiarti dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta Bapak Dadang Solihin selaku Deputi Gubernur Bidang Budaya dan Pariwisata DKI Jakarta.
Pak Hendro menyebutkan, dalam kampanye IUAK ini, Foodbank dan Bee Jay Bakau Resort membagikan 1.2 ton ikan laut untuk 12 ribu balita di Jakarta dan 8 ribu di 5 provinsi lain. Hal ini dimaksudkan agar para bunda tergerak untuk menyiapkan pangan lokal yang bergizi bagi putra putrinya.
Pemilihan ikan sebagai pangan lokal sendiri mengingat keuntungan geografis Indonesia sebagai negara kepulauan tropis yang memiliki cadangan ikan berlimpah di lautan. Pemanfaatan ikan lokal dirasa masih belum optimal selama ini, padahal ikan sendiri merupakan sumber protein yang tidak kalah penting dibanding jenis makanan lain.
Konsumsi ikan di Indonesia masih cukup minim, itupun sudah tertolong oleh warung pecel lele yang bertebaran di pinggir jalan. Pun demikian, ikan laut lah yang sebenarnya memiliki keunggulan dibanding ikan air tawar, salah satunya memiliki kandungan Omega 3 yang baik untuk perkembangan otak si kecil.
Masyarakat Indonesia sendiri mengenal Omega 3 berasal dari ikan salmon, kebanyakan ikan salmon yang dikonsumsi masyarakat Indonesia dari Omega 3 nya berasal dari luar negeri. Padahal kandungan Omega 3 ikan salmon tersebut menurut Prof Umar dari FTP UGM, masih kalah jauh jika dibandingan dengan ikan kembung yang notabene ikan lokal. Meskipun demikian, kurangnya informasi mengenai kandungan gizi inilah yang membuat masyarakat Indonesia memilih Omega 3 yang berasal dari ikan salmon.
Pemilihan produk lokal untuk memenuhi kebutuhan gizi balita di Indonesia hendaknya bisa dioptimalkan para bunda selaku pahlawan pangan dalam keluarga. Pengenalan makanan lokal yang mudah dijumpai namun kurang disukai anak kecil biasanya terjadi karena memang keluarganya yang tidak memperkenalkan makanan lokal tersebut kepada si kecil, sehingga anak cenderung memilih jajan, maupun makanan modern.
Sejatinya, pangan lokal ini selain memiliki kandungan gizi yang baik, juga memiliki harga yang cukup murah, terlebih dibanding dengan sumber pangan yang berasal dari import. Hanya saja mungkin kita memang perlu lebih menggetolkan lagi peran para bunda untuk terus bisa memberikan gizi terbaik bagi putra-putrinya sekaligus memanfaatkan sumber pangan lokal yang tersedia di sekitar kita.
wah keren program ini….
ikan memang bahan pangan dgn kandungan gizi tinggi namun harganya sangat terjangkau
iya mbak membantu banget untuk pertumbuhan anak, yang gak kalah ikan lokal ternyata punya gizi yang gak kalah dibanding ikan import