Sudah beberapa tahun ini aku memikirkan cara lain untuk mengamankan aset yang aku miliki saat ini agar dapat berfungsi secara optimal di masa yang akan datang. Memang selama ini aku dan istriku selain menyimpan dana dalam bentuk tabungan, deposito juga mengalokasikan investasi dalam bentuk logam mulia, karena aku sadar, jika hanya menyimpan uang dalam bentuk tabungan, maka setiap tahun nilai uang tersebut akan mengalami penurunan, sementara deposito, meski memiliki bunga lebih tinggi dari bunga tabungan, akan tetapi tidak liquid, hanya bisa dicairkan sesuai dengan tanggal dan bulan jatuh temponya, emas menurutku paling bagus selama ini, selain sangat liquid, trendnya selalu naik dari tahun ke tahun, sementara investasi di sektor property belum masuk dalam hitunganku.
Mengenal Danareksa
Kepikiran tentang reksadana, obligasi, surat berharga, tapi sebagai orang dengan background non-ekonomi mana ngerti aku hal semacam itu, mau memulai gak berani, karena manusia cenderung takut pada hal-hal yang belum diketahuinya secara pasti. Jadi begitu ada event gathering dari sebuah penyedia layanan reksadana di akhir April kemarin, aku datang kesana dan mencari tahu apa itu reksadana, obligasi, pasar uang dan sebagainya.
Dari event gathering itu, aku kemudian sharing di grup WA dengan beberapa blogger Jogja soal keinginanku buat ikut dalam reksadana. Kebetulan di grup itu ada mbak Ima dan mas Elton, mbak Ima langsung nyuruh aku buat tanya-tanya ke mas Elton, karena mas Elton selain aktif mengajar sebagai dosen di Vokasi UGM, juga berkantor di kantor cabang Danareksa UGM.
Tanggal 20 Mei 2015, aku dan Diba berangkat menuju kantor Danareksa di Vokasi Ekonomi UGM buat ketemu mas Elton biar dapat penjelasan lebih lanjut mengenai apa itu investasi reksadana dan Danareksa itu sendiri.
Kenapa kita harus berinvestasi?
Mau tidak mau kita hidup di dunia dimana nilai mata uang semakin hari semakin berkurang, bahasa kerennya adalah inflasi. sepuluh tahun yang lalu, harga sebungkus rokok berkisar 8.000-9.000 rupiah, tahun ini harganya menjadi 17.000-18.000 rupiah, naik dua kali lipat dalam jangka waktu sepuluh tahun atau mengalami kenaikan sebesar 10% per tahun. Artinya, jika kita memiliki uang dua puluh ribu sepuluh tahun yang lalu, kita masih bisa membeli dua bungkus rokok, tetapi sekarang hanya bisa membeli satu bungkus saja, dalam pikiran awamku, itulah yang disebut inflasi. Itu baru satu contoh barang saja, barang yang lain juga mengalami kenaikan harga dengan tingkat persentase kenaikan berbeda-beda. Nah secara general, rata-rata inflasi setiap tahunnya berkisar antara 3,5-4,5%. Bunga tabungan per tahun tidak akan menutup inflasi yang terjadi setiap tahunnya. Lalu solusinya apa? Investasi!
Investasiku Masa Depanku
Masa depan adalah apa yang kita rencanakan hari ini, karena itulah aku memutuskan untuk mengenal lebih jauh mengenai peluang investasi di Danareksa. Reksadana adalah portofolio yang berisi kumpulan instrumen keuangan, dengan sumber dana dari masyarakat dan dikelola oleh manajer investasi. Reksadana merupakan salah satu pilihan investasi terbaik dan aman karena;
- Memiliki regulasi yang jelas dan diawasi OJK
- Merupakan portofolio dari sekumpulan aset (saham, obligasi, deposito) yang memiliki resiko paling minim
- Dikelola oleh manajer investasi yang memiliki kapabilitas dan track record di bidang investasi
- Cukup liquid, dibandingkan deposito
Jadi investasi reksadana sendiri ada beberapa macam, yaitu Reksadana Saham, Reksadana Pendapatan Tetap, Reksadana Campuran dan Reksadana Pasar Uang. Mas Elton merekomendasikan untuk usia 20-35 tahunan bisa ambil Reksadana Saham, karena prospeknya lebih menjanjikan, sementara untuk usia pensiun biasanya memilih Reksadana Pendapatan Tetap. Kami diberikan blanko pendaftaran berikut syarat-syarat yang harus dipenuhi, antara lain, fc KTP suami dan istri (untuk yang sudah berpasangan) fc KTP mahasiswa dan orang tua (untuk mahasiswa yang masih dalam tanggungan orang tua), fc buku tabungan, fc NPWP dan juga materai 6000 sebanyak 3 lembar. Ternyata banyak juga mahasiswa yang sudah merencanakan masa depan dengan berinvestasi di reksadana.
Beberapa hari berikutnya kami datang lagi ke Danareksa dan diterima oleh mas Susanto, kami dibimbing untuk melakukan pengisian form pendaftaran dan berdiskusi lebih lanjut mengenai investasi reksadana di DanaReksa.
Kami juga diajak untuk melihat secara langsung penggunaan aplikasi Danareksa, baik yang bersifat web, mobile maupun aplikasi desktop nya. Di Danareksa, selain kita bisa membeli reksadana, yang bebas kita pilih (saham, pendapatan tetap, campuran dsb) kita juga bisa melakukan pembelian obligasi maupun saham secara mandiri. Untuk pembelian saham, kita harus membeli satu lot, sedangkan obligasi biasanya menunggu rilis obligasi dari pemerintah.
Dari hasil kunjungan kami ke Danareksa, kami mendapat beberapa kesimpulan sebagai berikut:
- Pilih reksadana dari BUMN atau swasta yang sudah dikenal, untuk faktor trust lebih baik gunakan reksadana BUMN seperti Danareksa.
- Perhatikan baik-baik jenis penyertaan modal dalam reksadana, setidaknya setiap penyedia reksadana memiliki produk berbeda dengan komponen reksadana berbeda, berikut track record produk tersebut.
- Konsultasikan terlebih dahulu dengan penyedia reksadana untuk mendapatkan gambaran lebih detail mengenai investasi yang akan dipilih, biasanya mereka akan memberikan rekomendasi best practices untuk kita. Harap diperhatikan, meskipun mereka memberikan rekomendasi, keputusan terakhir ada di tangan kita. Investasiku Masa Depanku!
Aku udah mupeng mau belanja produk investasi *gaya bener