“Ini kembaliannya bu, seribu dua ratus” Kuserahkan uang kembalian itu pada pelangganku, dan iapun berlalu dari warung kecilku. Hari sudah sore, sudah saatnya aku pulang ke rumah, aku mulai membereskan sisa2 sayuran yang masih tersisa hari ini, sesekali kulempar senyum pada orang2 yang melewati warungku, lalu mataku tertuju pada sesosok lelaki diujung perempatan, aku terhenyak melihat sosok yang telah lama menghilang dari hidupku. Lima tahun telah berlalu sejak kepergiaannya ke negeri seberang, mencari modal untuk menikahiku dan membuka usaha warung kecil2an idaman kami, aku tertegun menatap sinar matanya yang begitu sayu nampak jelas menyesali keadaanku, ah ingin sekali aku berlari memeluknya, menumpahkan rinduku yang kupendam selama ini untuknya, tapi apalah dayaku, kini aku telah berbadan dua, kupaksa bibir ini melempar......
Angin berhembus cukup kencang seolah menampar wajahku, sekujur tubuhku terbalut armor namun terasa begitu ringan, tanganku menggenggam erat sebuah tombak yang terhunus, suasana begitu hening, semua mata tertuju pada tangan seseorang diujung tebing, “Baik bersiaplah, kita berangkat sekarang!!!!” Dan dia menukik turun dengan tajam, kemudian semua orang mengikutinya terjun dari pinggiran tebing, dan begitu aku terjun dari bibir terbing, sepasang sayapku langsung mengepak dengan gagahnya, oh ternyata kami bisa terbang!!!! Yah, seseorang memberikan tanda padaku agar mengelompok dengannya, aku mengepakkan sayapku agar lebih tinggi, kami terbang dalam kelompok kecil, bersembunyi di balik pekatnya awan, tujuan kami adalah menguasai istana naga di Pulau Melayang. Menyelamatkan seorang putri yang disekap penyihir Naga Tujuan kami makin dekat, jantungku berdebar2 “Sebentar lagi kami akan......
Ramadhan dari tahun2 kemaren bagiku selalu identik dengan ibadah ra madhang (tidak makan), ra misuh (tidak mengeluarkan ucapan kotor) lan ra maido (menggunjing). Bangun tidur dini hari dan berbuka di petang hari, tapi ramadhan kali ini kulalui berbeda. Tidak bisa tidur di malam hari dan keranjingan tidur di siang hari, yah tabiat insom masih begitu susah dihilangkan apalagi pada bulan ini, ada tanggungan yang harus disiapkan sebelum berbuka dan santap sahur dan itu membuatku cuma bisa pulang ke rumah pagi2 habis subuh Omset usahaku terjun bebas di bulan ini sampai akhirnya aku memutuskan untuk sementara berjalan sendiri dulu tanpa karyawan, meskipun sebenarnya kasihan juga karena bulan puasa getol2nya orang mengumpulkan uang untuk pesangon mudik di hari raya, tapi apa daya......
Nemu site ini ngga sengaja dan aku tertarik sama isinya, kayaknya bisa dicoba buat mengisi waktu melompong di bulan puasa, pa lagi klo yang sudah punya momongan boleh juga dicoba, tempat download aneka resource papercraft, keren2 papercraftnya, tinggal kita download file dari servernya cetak dirumah n bisa langsung dicoba sendiri, untuk beberapa model yang sulit disediakan juga file instruksinya tinggal di download aja N aku recommend site ini buat ngisi waktu luang puasa kalian semoga bermanfaat http://cp.c-ij.com/en/contents/1006/...
sejak kecil aku nggak pernah potong rambut di orang lain, kapster spesial tetep bokap sampe 2009 abis nyokap pindah ke semarang aku nyoba2 deh potong di salon/tempat cukur, sempet dulu dapet salon yang sip, potongannya bagus, gaul deh khas anak muda, kapsternya juga “membetahkan”, tapi giliran kesitu lagi ternyata si kapster dah ga kerja lagi, dan hasil potongan kapster penggantinya ancur amburadul, terpaksa deh potong ulang di tempat lainkemaren risih pengin potong rambut, akhirnya mampir ke tukang cukur alamanda di gejayan,“potong pendek mas, agak brus aja” *ga cocok potong model tentara orang bodyku langsing*“sip beres”tapi aku ngga tau kenapa klo ak potong di luar ga pernah sesuai sama yang aku maksud, kapsternya motong cepak dibagian pinggir2 aja sementara bagian tengahnya......
Memandang kelam lembar hitam kisah anak manusia Di antara hiruk pikuk nuansa dunia Di negeri telapak surga Di negeri yang tersohor kekayaan alamnya Aku berdiri seorang diri Menatap mata nanar yang membusuk di tepi jalanan Mengais hidupnya ditumpukan sampah ibukota Ah sekiranya kami adalah mereka Pada siapakah kami masih harus meminta??? Ya Tuhanku Mengapa kau bedakan kami atas mereka? Mengapa kau relakan sebagian kami hidup terlunta lunta dan sebatang kara? Ya Tuhanku Jikalah jalanku tak semudah yang kami kira Jika peluh ini mengalir terlalu deras hingga abai terhadap kalimatMu Ingatkanlah kami padaMu Pada kisah kisah kitabMu Dan pada bait bait keteguhan kekasihMu Dinding rumah kami hanyalah butiran sampah yang kami pupuk untuk bernaung Maka ubahlah ia menjadi pahala bagi mereka......
Ada beberapa hal yang masih sangat susah untuk aku jalankan dalam tahap menjadi seorang yang dewasa, dari segi fisik mungkin tubuh sudah terlanjur menjadi tua (huekss) tapi psikis kok rasanya masih pengen jadi anak SMA, yang masih hobby main2 aja. Dua tabiat yang paling ngenes yaitu inkonsisten dan susahnya mengemban tanggung jawab, ga tau kenapa ketika aku dihadapkan pada sebuah persoalan aku malah lebih suka mengerjakan persoalan lain yang ga terlalu penting dan mepet, malah yang sering terjadi kebablasan dalam ritual menyenangkan diri sendiri, misalnya ngempi Kemaren lagi asiknya jalan2 sama temen, nyobain macem2 wahana kek di dufan, eh tiba2 sadar *busyet kok ni mimpi lama bener, jam brapa yah sekarang???*dan begitu buka mata JAM 11 SIIAAAAAAAAANNNNNNNGGGGGGGGG!!!!!!!!!!!!!!! AFFUUUUU KUDUNE AKU......
Apa yang kunanti di bulan kemerdekaan ini? Sebuah peringatan yang penuh upeti?? Lalu tenggelam bersama senja di penghujung hari Tidak tuan, bukanlah seperti ini yang aku nanti Bukan sebuah penghayatan dalam balutan fiksi Janganlah mengenang kami hanya dari seremoni Kami hanyalah bentang alam yang kalian sebut negeri Tempat bernaung anak manusia dan beribu candi Dimana rasa cinta dan kebijaksanaan begitu dihargai Namun siapakah kalian kini? Yang bangga mengaku sebagai orang pribumi Tapi hidup dalam pola westernisasi Oh bukan, kalian nyatanya bagian yang termonopoli Kalian hanya korban bukan penguasa teknologi Dan kalian terlempar jauh dari kehidupan penuh religi Apa yang tidak kalian dapati dari tubuh kami? Bukankah Air, Tanah, Budaya dan Hartaku terlalu subur untuk kalian gali dan korupsi?? Ambillah sampai......
Ketakutan adalah hal paling manusiawi pada manusia, entah ketakutan dalam bentuk phobia maupun ketakutan terhadap sesuatu yang belum pasti. Namun bukan berarti manusia tidak bisa keluar dari rasa takut tersebut, karena pada dasarnya apapun bentuk ketakutan manusia adalah refleksi dari pemikiran manusia terhadap suatu hal, dan ketika manusia melakukan sebuah perbuatan tidak ada istilah ketakutan dalam perbuatan. Semua kembali kepada jalan pikiran masing2 untuk menilai apakah sesuatu itu cukup menakutkan atau tidak. Seperti halnya para pemburu sarang walet di tebing2 curam, yang harus memberanikan diri menghadapi medan yang bagi sebagian besar orang termasuk kategori sangat menakutkan. Hanya bermodalkan pengaman seadanya mereka berani mengesampingkan resiko jatuh dari ketinggian tebing. Apakah mereka tidak takut? bukan mereka bukannya tidak takut tapi mereka berani......