Perbedaan routing statis dan dinamis, mekanisme routing terbagi menjadi dua yaitu static dan dynamic routing. Kedua jenis routing ini sama-sama dapat dimanfaatkan untuk merutekan paket dari satu jaringan ke jaringan lain yang melewati dua router. Namun, perbedaan cara kerja keduanya membuat kedua routing ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Seperti apa lebih jelasnya? Kita simak bersama
Mengapa Membutuhkan Routing?
Prinsip kerja routing adalah untuk menghubungkan jaringan yang berbeda agar dapat saling berkomunikasi. Meski demikian tidak semua jaringan berbeda membutuhkan routing, ada juga yang tidak.
Jaringan yang berbeda dapat saling terhubung tanpa routing jika hanya melewati satu buah router saja. Sementara jika kedua jaringan terpisahkan oleh dua atau lebih router yang menghubungkannya. Disinilah routing protocol digunakan.
Router adalah perangkat yang memiliki kemampuan melakukan perutean jaringan, sedangkan routing adalah mekanisme melakukan perutean jaringan, dengan demikian perbedaan router dan routing adalah router adalah device dan routing adalah cara kerja.
Fungsi utama routing protocol adalah untuk membuat rute pada jaringan agar data dapat sampai pada tujuannya. Jika pada jaringan dalam satu router, routing protocol tidak dibutuhkan karena setiap komputer dalam sebuah jaringan hanya membutuhkan sebuah gateway untuk terhubung ke jaringan lain. Sementara untuk membutuhkan inter router, membutuhkan mekanisme berbeda, mengingat setiap router dapat bertindak sebagai gateway.
Gateway digunakan sebagai jalan keluar paket data dari komputer menuju ke jaringan lain, dalam kasus yang melibatkan beberapa router, sebuah router bisa saja memiliki beberapa jalur berbeda untuk terkoneksi dengan jaringan lain sehingga membutuhkan routing protocol.
Jenis Routing
Router dapat melakukan berbagai jenis routing protocol, mulai dari statis sampai dinamis, nah kita akan mengupas satu persatu agar bisa lebih memahami perbedaan routing statis dan dinamis.
Routing Statis
Static routing atau routing statis adalah mekanisme routing yang menggunakan proses manual untuk melakukan input pada tabel routing. Routing statis dapat digunakan untuk jaringan skala kecil yang tidak memiliki banyak jaringan terpisah dan jumlah router sedikit.
Setiap jaringan yang tidak terhubung secara langsung pada router tersebut harus dimasukkan oleh administrator jaringan, berikut semua jalur yang mungkin digunakan untuk mencapainya. Hal ini dimaksudkan agar pada saat terjadi trouble pada salah satu jaringan perantara, paket tetap dapat dikirimkan ke jaringan lain melalui jalur lain.
Ciri-Ciri Routing statis
- Harus diinput secara manual di setiap router pada jaringan
- Setiap router diinput jaringan yang tidak terhubung langsung dengannya
- Menggunakan next hop yaitu IP router tetangga yang terhubung langsung dengannya
Kelebihan Routing Statis
- Cocok digunakan untuk jaringan skala kecil
- Lebih aman karena penambahan routing dilakukan secara manual
- Administrator bebas menentukan pemilihan jalur
- Hemat resource router
Kekurangan Routing Statis
- Sulit diterapkan dalam jaringan skala besar
- Kurang adaptif terhadap perubahan yang terjadi pada jaringan
- Resiko human error saat memasukkan routing tabel
- Jika terjadi error, harus dikonfigurasi manual
Jenis Routing Statis
Routing statis sebenarnya hanya terdiri dari routing statis itu sendiri, namun terkadang juga dibagi menjadi dua yaitu
- Default Routing
Istilah default routing adalah untuk semua jenis static routing yang ada di router posisi paling ujung pada rangkaian jaringan komputer. Dengan demikian, router tersebut hanya memiliki satu router tetangga, sehingga tujuan kemanapun akan selalu dilewatkan pada satu router tetangga yang terletak di sampingnya
- Static Routing
Adalah semua jenis routing statis yang memiliki dua atau lebih router tetangga, dimana next hop untuk setiap jaringan tujuan dilewatkan router tetangga yang berbeda.
Apa yang Dimaksud Routing Dinamis
Berbeda dengan routing statis, routing dinamis diciptakan dengan mekanisme routing protocol, jadi jika kalian mendengar istilah routing protocol, maka lebih tepat digunakan untuk menyebutkan routing dinamis, dibanding routing secara keseluruhan.
Routing dinamis adalah mekanisme routing yang dibuat untuk memudahkan administrator jaringan mengelola jaringan miliknya. Dengan adanya routing protocol, seorang administrator jaringan tidak perlu lagi memasukkan entry jaringan baru di setiap router, cukup dengan memasukkan jaringan tersebut pada router yang terhubung, maka semua router yang ada dalam rangkaian jaringan tersebut akan mengenali jaringan baru.
Jenis Teknologi Routing Dinamis
Routing Dinamis terbagi menjadi dua yaitu IGP (interior gateway protocol) dan EGP (exterior gateway protocol) Seringkali, routing dinamis yang dipelajari hanya Interior Gateway protocol. Mengingat EGP digunakan dalam skala yang lebih tinggi.
Routing dinamis IGP sendiri, terbagi menjadi dua jenis teknologi yaitu distance vector dan link state. Distance vector adalah mekanisme routing protocol yang menghitung biaya berdasarkan jarak yang dilalui. Untuk menghitung jarak memperhitungkan jumlah device atau nodes yang dilewati.
Sementara link state, adalah mekanisme routing protocol yang memperhitungkan lama pengiriman dan juga jarak. Sebagai contoh ada dua opsi jalur yang bisa diambil untuk mengirimkan paket
a. Jakarta – Bandung – Sukabumi – Cianjur
b. Jakarta – Bogor – Cianjur
Pada kasus di atas, algoritma distance vector akan memilih jalur B karena hanya melalui tiga titik router saja. Sementara algoritma link state bisa saja memperhitungkan faktor lain seperti, kualitas media transmisi, kecepatan transmisi, kemacetan data. Sehingga bisa saja jalur yang dipilih adalah jalur A.
Jenis Routing Dinamis
Dari kedua jenis routing dinamis tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut
IGP
- Distance Vector – RIP (Routing Information Protocol) Versi 1 dan RIP V2
- Link State – OSPF (Open Shortest Path First),
- Hybrid – EIGRP (Enhanced Internal Gateway Routing Protocol)
EGP
- BGP (Border Gateway Protocol)
BGP sendiri adalah routing protocol yang terletak di Demarkation Zone (DMZ) Lokasinya berada di ujung jaringan yang dikelola oleh sebuah Autonomous System dan bersinggungan dengan Autonomous System lainnya.
Mengingat kedua AS ini bisa saja memiliki cara kerja berbeda maka BGP bertindak sebagai perantara agar mekanisme transfer data dapat diterima kedua jenis network yang berbeda.
Kelebihan Routing Dinamis
- Tidak perlu memasukkan entry manual ke setiap router
- Pemilihan jalur ditentukan sistem (sesuai algoritma distance vector atau link state)
- Penambahan jaringan baru hanya dilakukan oleh router yang terhubung saja
- Perubahan jaringan dapat dideteksi dan diketahui semua router
Kekurangan Routing Dinamis
- Beban kerja router berat, terlebih jika melibatkan banyak sekali router
- Bandwith yang digunakan lebih besar
- Membutuhkan processing untuk menentukan jalur
- Kemungkinan terjadi masalah seperti routing loop
- Membutuhkan algoritma tambahan split horizon, poison reverse untuk mengatasi loop
Dari pengertian routing statis dan dinamis semoga dapat memberikan pencerahan apa saja perbedaan routing statis dan dinamis.