Say no To Perubahan

Gw gak terlalu suka dengan yang namanya perubahan, dalam artian mengubah sesuatu yang selama ini status quo dimana orang sudah beradaptasi di dalamnya, tentu saja kondisi status quo itu bukan dalam artian seperti kasus suap menyuap di kepolisian yah? nek itu sih jijay dah.

Perubahan tidak selalu adalah hal baik, banyak perubahan yang justru mempersulit kita, hayo siapa yang setuju perubahan harga BBM jadi lebih mahal??? perubahan akun FB yang dipaksakan oleh pihak FB menggunakan timeline enggak cocok buat aku, dari dulu aku lebih suka sebuah situs, jejaring, atau blog tetap pada idealismenya di awal, seperti Multiply atau MP yang ganti kelamin dari social blogging jadi pasar bebas, enggak banget, karena buat aku sebagai pengguna MP selama bertahun2 ciri khas adalah sesuatu yang membuatku merasa memiliki MP tanpa perlu membeli sahamnya, orang jawa bilang handarbeni, yaitu kondisi dimana seseorang merasa ikut memiliki sesuatu sehingga mendorong orang itu untuk tetap menjaga sesuatu itu dari serangan/rongrongan.

There’s no home like multiply, tidak ada teman2 maya yang sedekat mereka, loyalitas user seperti Mpers, tapi pada akhirnya aku harus hengkang karena tidak tahan terhadap gerakan ketololan yang mereka sebut gerakan perubahan menjadi pasar online terbesar di asia tenggara, prek su!

Fb rupanya mulai melirik pangsa ini, perubahan ke timeline menurutku karena Fb ingin membuat sesuatu yang baru, mengingat banyak Fesbuker yang gak tau adat waton nge tag orang di gambar2 jualan, Fb kemudian mencoba memberikan alternatif pada pengguna untuk berjualan salah satunya dengan penggunaan gambar sampul di timeline.

Say no To Perubahan nasdem lebayKembali kepada gerakan perubahan, sekali lagi aku juga enggak banget liat iklan alaynya nasdem, okelah gerakan perubahan, mungkin sesuai semangat salah satu qalam Tuhan ” Tidak akan kurubah nasib suatu kaum, sampai kaum itu merubah nasibnya sendiri” tapi tentu saja, bukan berarti yang dimaksud Tuhan itu adalah gerakan perubahan penjual sayur jadi penjual partai, klo penjual sayur alih profesi jadi penjual partai? masak kita mau makan partai? sing mbener wae?

2 pemikiran pada “Say no To Perubahan”

Tinggalkan komentar

(Note, links and most HTML attributes are not allowed in comments)

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Ingin produk/website Anda kami ulas? Silahkan klik tombol dibawah ini