Dulu aku pernah menulis tentang bervariasinya harga yang diterapkan dalam dunia jasa dalam postingan setiap harga punya cerita. Dalam dunia jasa, perhitungan biaya jasa tentu berbeda dengan perhitungan biaya produk. Jika kita membeli mie instan seharga seribu lima ratus rupiah, maka kita bisa menjualnya dengan harga 1600-1700 rupiah per buahnya. Bayangkan jika kita menjualnya dengan harga seratus ribu rupiah?
Mungkin akan laku jika mie instan tersebut merupakan mie tersebut merupakan salah satu peninggalan bersejarah tokoh besar di negeri ini. Eh tapi apa ya ada yang kepikiran mau melelangnya :3
Lain lagi jika kita melihat fenomena anthurium jenmani, tokek maupun batu akik yang hanya sebuah monkey bussiness. Harga yang ditawarkan seringkali melampaui dan tidak sebanding dengan nilai yang terkandung dalam barang tersebut.
Lalu bagaimana dengan jasa?
Biaya jasa merupakan biaya yang sangat variatif, anda bisa menambalkan ban di tambal ban A dengan harga lima ribu rupiah, sementara di tambal ban lain dengan harga sepuluh ribu rupiah, mau protes? ya boleh paling banter bannya dibocorin lagi 🙂
Bicara jasa, tidak benar-benar ada standar harga nya, mau dikasih harga murah, menengah atau tinggi tergantung penjual jasanya. Apakah itu berguna atau tidak berguna untuk kita, itu tergantung konsumennya, sebagai contoh seseorang yang tidak menyukai tatto tidak akan mau menggunakan jasa pembuat tatto bahkan meski tidak dibebani biaya jasa sekalipun.
Nah sekarang bagaimana dengan penggunaan jasa blogger?
Blogger banyak digandeng perusahaan sebagai buzzer maupun mitra untuk mensosialisasikan sebuah kebijakan atau campaign perusahaan. Blogger selain memiliki kemampuan menulis, diyakini juga memiliki komunitas pembacanya sendiri. Hal inilah yang membuat perusahaan tertarik menggunakan jasa mereka bahwa kebijakan mereka akan diketahui masyarakat lewat tulisan-tulisan blogger.
Disini pun tidak ada nilai pasti berapa harga jasa blogger, saat menjadi buzzer, publisher maupun reviewer. Semua didasarkan atas kesepakatan antara blogger dengan perusahaan yang mengkontraknya. Masalah besaran nominal, setiap blogger punya range rate nya sendiri, jadi ga perlu jadi masalah ada blogger yang pasang target kelewat tinggi atau kelewat rendah, untuk ukuran kita tentunya. Eh siapa bilang? saya belum punya rate penulisan kok
Klo begitu, dibikin simple saja, berapa biaya minimal anda merasa nyaman dan fair jika diminta menulis artikel sebanyak sekian ratus kata dan jangka waktu yang diberikan. Jika harga/deadline yang ditawarkan tidak anda sukai, maka negosiasikan agar mau sesuai yang anda minta atau senilai yang dapat anda terima. Jika tidak, maka katakan bahwa anda tidak bisa menerima pekerjaan dengan upah tersebut.
Sebenarnya dibanding masalah nominal, ada hal lain yang perlu dipertimbangkan blogger, yaitu tentang durasi waktu penanaman backlink klien tersebut. Jika meminta selamanya dengan harga yang murah, sebaiknya dipikirkan ulang. Paling lama dan fair sebenarnya jangka waktunya adalah satu tahun. Lebih dari itu seharusnya blogger bisa meminta tambahan biaya layanan kepada pengontrak mereka, ingatlah bahwa produk yang berlabel lifetime warranty pun punya usia pakai yang tidak bisa disupport lagi produsennya, setelah melakukan pembelian hp/laptop pun kita hanya memiliki garansi servis yang terbatas, apalagi garansi servis.