Kita tentu mengenal merk Intel dan AMD sebagai produsen processor. Processor / Central Processing Unit adalah otak dari sebuah komputer. Proses algoritma dan pemprosesan data terjadi disini. Kita sering berbicara tentang jenis processor, baik keluaran Intel seperti generasi Intel Pentium, Celeron, Dual Core, Core Duo, i3, i5, i7, Xeon, Itanium, maupun processor buatan AMD (Duron, Athlon, Barton, Turion, Phenom, dst)
Saat membeli sebuah komputer biasanya kita akan ditanya, mau processor apa? Kita cukup menyebutkan jenis processor dan kemudian penjual akan menyiapkan semua perangkat pendukung sehingga menjadi sebuah komputer siap pakai.
Jenis prosessor
Nah, jenis dan socket processor inilah yang nanti mempengaruhi jenis socket motherboard yang harus kita gunakan. Lho kan kita waktu beli tidak ditanyai mau procesor socket apa mas? Betul! Socket memang merupakan bahasa teknis yang tidak selalu disampaikan kepada pelanggan terutama jika pelanggannya merupakan orang awam. Penamaan socket Intel biasanya didasarkan pada jumlah kaki processor yang terhubung ke dalam motherboard.
Setiap jenis processor memiliki socket sendiri-sendiri. Beberapa processor memiliki socket sama dengan processor lain yang berarti antar processor tersebut dapat saling menggantikan jika salah satunya rusak.
Intel Pentium IV generasi awal menggunakan socket PGA 423, kemudian berganti menjadi PGA 478 dan diakhiri LGA 775. Saat ini generasi processor Intel i3-i7 pun menggunakan jenis socket berbeda bahkan untuk generasi yang sama seperti LGA 1150, 1156 (i3) LGA 1156 (i5) dan LGA 1366 (i7).
Ribet? iya, tetapi memang begitulah adanya. Lalu mengapa socket processor berbeda-beda dan bisakah disiasati?
Jenis jenis Socket processor dibuat berbeda karena beberapa hal:
1. Teknologi yang digunakan.
Perbedaan jenis socket menandakan adanya perbedaaan teknologi yang digunakan antar processor, baik dari segi kecepatan, kemampuan maupun fitur pendukung. Selain itu, perbedaan teknologi mensyaratkan penggunaan peripheral pendukung yang sesuai seperti tipe & kecepatan RAM, chipset motherboard.
2. Kebutuhan tegangan dan arus
Setiap processor memiliki kebutuhan tegangan dan arus yang berbeda, dengan demikian memaksakan sebuah processor berjalan di tegangan/arus lebih lemah akan memperlambat bahkan membuat processor berhenti bekerja, sementara kelebihan tegangan/arus membuat processor cepat panas dan terbakar.
3. Perbedaan jumlah transistor
Processor terdiri dari jutaan transistor yang tertanam di dalam intinya, semakin modern jenis processor, jumlah transistornya semakin banyak dan semakin kecil ukuran transistornya (saat ini besar tiap transistor processor berkisar 100-400 nanometer). Untuk menampung kelebihan jutaan transistor pada jenis processor baru perlu dibuatkan form factor socket yang lebih baru.
Jika kita ingin berganti processor ke generasi yang lebih baru tentu kita harus mengupgrade motherboard kita sesuai socket generasi terbaru, mungkin juga perlu mempertimbangkan jenis RAM yang digunakan motherboard baru tersebut. Tidak bisakah kita menggunakan semacam processor socket converter? Mungkin bisa saja, beberapa pabrikan luar negeri pernah membuat socket converter untuk generasi pentium III Coppermine (FC PGA) – Pentium III Tualatin (FC PGA 2) dan AMD socket 5 – K6, tetapi saya tidak yakin dengan ketahanan processor tersebut setelah menggunakan socket converter. Dan entah apakah ada pabrikan yang membuatkan socket converter untuk generasi Processor2 terbaru saat ini.
wis ora apal siki scoket2an kaya kuwe……nek gemiyen lha apal kecepal
pada kang wis bebeh siki ngapalna, arep tak apalna be anu ra duwe duit nggo tukune lah haha
Berasa kuliah lagi baca tulisan lo yo.
Jadi inget jaman jaman ngerakit PC sendiri :))
haha siki kon ngrakit dewek bebeh mo, gari nyepek trima dadi