Konon sebaik2 manusia adalah yang terbaik ketakwaannya, dan setinggi tingginya ilmu adalah ilmu spiritual. Ketakwaan identik dengan penyerahan diri sepenuhnya terhadap keagungan Tuhan, dan ilmu spiritual identik dengan ilmu2 keagamaan.
Pada dasarnya bagi siapapun yang meyakini adanya Tuhan, mereka bisa menyadari kemahahebatan Tuhan tanpa harus melihat sendiri tokoh Tuhan. Manifestasi keagungan Tuhan bisa kita lihat dalam segala aspek kehidupan kita, dari sendi penopang tubuh kita sampai ke luasnya alam semesta ini. They are under control.
Sebagai orang teknik aku menyadari benar, bahwa apa yang dilakukan manusia tidak lebih adalah meniru apa yang telah dicontohkan Tuhannya. Manusia membuat kapal selam karena melihat ikan dapat menyelam, membuat pesawat karena menggunakan tutorial cara terbang burung, membuat helikopter karena azas2 pengendalian arus udara capung.
Para ilmuwan di Sillicon Valley, Intel dan AMD berusaha keras memetakan cara kerja otak untuk diterapkan di mikroprosessor, bagaimana caranya mengikuti kecepatan otak dalam melakukan multitasking. Dan para praktisi di dunia automatic dan robotik tak henti2nya membuat robot cerdas yang semirip mungkin dengan manusia.
Tetapi masih ada jurang besar antara kecerdasan manusia dengan kecerdasan sistem buatan. Artificial intelligent sehebat apapun, hanya dibuat untuk mengantisipasi sebuah kondisi kebiasaan, mesin paling hebat sekalipun hanya mampu memformulasikan sebuah proses berdasar standar standar tertentu, bukan kreatifitas. Misal saja, manusia ketika memainkan game FPS semacam medal of Honor dan Call of Duty, masih kepikiran buat angob dan ngupil selama menggempur musuh, sementara komputer yang jadi lawannya gak akan punya ide brilian semacam itu.
Tanyakan berapa baris program yang harus dibuat untuk membuat sebuah jari robot bisa menekuk dan tegak lurus? bisa puluhan bahkan seratusan baris, itu belum jika pembuatnya ingin membuat derajat tekukan yang berbeda2 sehingga tampak alami. Atau tanyakan pada peserta lomba robot line follower ketika mereka harus berpikir keras dan memprogram ulang robotnya hanya ketika, medan lombanya diberi tanjakan setinggi 15 sentimeter.
That’s why, orang2 hebat seperti Einstein dan Newton mengakui benar kehebatan Tuhan. Karena memang beneran manusia tidak ada apa2nya dibandingkan sang pencipta.
Ketiga fitur Tuhan tersebut hanya dimiliki oleh manusia, ya mungkin kambing memang punya perasaan, pada anak2nya yang masih kecil, tapi tidak memiliki daya cipta, setidaknya manusia lah yang memiliki ketiga2nya sekaligus, ketiganya dapat kita anggap sebagai sebuah software dari Tuhan, sementara untuk mengeksekusi output software tersebut Tuhan menyediakan jasad kita sebagai hardwarenya.
njih mas, saya setuju klo ketiganya disebut software dan jasad kita adalah hardwarenya jadi kita memang sudah punya modal awal yang kurang lebih sama antara satu dengan yang lain ๐
Manusia bisa ngupil karena punya sistem cerdas ditubuhnya, gak ada satupun robot cerdas didunia yang didesain bisa ngupil dan menghasilkan upil
nikmatnya ngupil… ๐
haha enak enak enak
gaz karo soap kon mesantren dimin ndeyan yo
nembe gelem nembak sinambi angob…
wkwkwkwk
Semakin dipikir memang semakin terasa kehebatan Tuhan. Jadi ingat novelnya Dan Brown.
Novel Dan Brown yang mana mas? yang demons and angel itu po?