Sedikit tergelitik dengan status salah seorang teman di FB, yang kira2 dapat aku artikan mengapa seseorang dalam dunia maya terlihat begitu ramah sementara tidak terlalu banyak memiliki teman dalam dunia sebenarnya.
Lain ladang lain belalang, lain ladang lain belangnya. Harus kita sadari bahwa era kita berada dalam era dua dunia, dunia nyata dan dunia gaib a.k.a dunia maya. Dua dunia yang tidak hanya terpisah secara kasat mata melainkan juga dua dunia yang mampu menyekat kepribadian seseorang.
Ketika manusia berada di dunia nyata, dengan segala intrik yang melingkupinya, tidak jarang banyak diantara mereka merasa ingin menyepi, berusaha menghindar dari semua yang mengenalnya. Ya, terkadang hidup di dunia nyata tidaklah sesempurna yang kita inginkan, cerita suka dan duka kerap menyelimuti, kebaikan dan keburukan, kekurangan dan kelebihan kita tidak lagi dapat kita tutupi dari pandangan orang2 di sekitar kita.
Memang tidak semua orang di sekitar kita akan selalu memandang kekurangan kita, tidak semua orang berusaha menjadi seseorang yang merasa paling mengenal kita, tetapi ada saatnya, ketika kita merasa bahwa kita perlu menenangkan diri sendiri, katakanlah berlibur, menjauh dari peradaban yang mengenal kita untuk menemukan hal2 baru di luar sana secara obyektif, ya, tanpa perlu merisaukan pandangan sinis orang2 yang mengenal kita terlalu dalam.
Mengasingkan diri, terkadang memerlukan cost yang tidaklah sedikit, harus mempertimbangkan waktu dan biaya untuk sekedar menata ulang kenyamanan kita. Disinilah pada akhirnya dunia maya mengambil perannya.
Dalam dunia maya, kita memiliki pilihan untuk menjadi diri kita sendiri atau seorang anonimous yang tidak dikenali oleh siapapun. Kita juga dapat memilih, wajah apa yang ingin kita tampilkan disini, tidak semua wajah kita akan kita tampilkan di dunia maya. Alasan privasi adalah alasan klasiknya, karena bagaimanapun juga, kita bisa meninggalkan sejenak kekurangan2 kita di dunia nyata, kemudian menjelma menjadi sosok avatar yang kita inginkan, entah seorang yang puitis, romantis, berwibawa, ya sosok tanpa cela yang tidak akan mudah kita tutupi begitu saja di dunia nyata.
Pada akhirnya kita menggunakan topeng kita masing2 dalam dunia maya, mencoba menampilkan sosok sempurna diri kita, sebuah sosok yang kita harapkan dapat benar2 kita wujudkan, penuh kelebihan dan meminimalisir keterlibatan kekurangan2 kita. Mungkin disinilah mengapa banyak orang pada akhirnya begitu nyaman di dunia maya, karena ia tak perlu terlalu merisaukan kekurangannya.
Meninggalkan sebagian kepribadian kita ketika berada di dunia maya bukanlah sebuah kesalahan, selama kita berusaha menampilkan sisi terbaik kita, sisi yang selalu kita harapkan akan dipandang orang2 di sekitar kita, tetapi tidak sedikit juga orang menggunakan topeng dunia mayanya untuk melakukan penipuan, menyebarkan fitnah, kebencian, dan menutup mukanya rapat di balik tembok topengnya, tipe pecundang kataku sih, jika menggunakan topengnya hanya sekedar mendapatkan keuntungan dari orang lain, merugikan orang lain yang terpesona dengan avatarnya tanpa dapat melihat sosok buram di balik topengnya.
Ahh…
Dunia maya, ya terkadang orang akan merasa tertipu ketika mendapati teman mayanya begitu ramah tapi sebenarnya ia terlalu pemalu ketika berjumpa. Tidak, bukan salah dia terlihat memiliki kepribadian ganda, melainkan terkadang seseorang memiliki kenyamanan berkomunikasi dibalik tirai, sementara orang lain tidak memiliki keterbatasan semacam itu.
Cobalah kita pahami bersama, bahwa kitapun menggunakan dunia maya tidak untuk mengumbar keburukan2 kita, kita hanya ingin menjadi sosok yang terbaik, atau setidaknya terlihat baik di mata teman2 maya kita. Perbedaan kepribadian itu tidak akan menjadi soal ketika kita telah cukup lama mengenalnya.
Saat kita cukup dekat dengan seseorang, dan ia merasa nyaman dengan kehadiran kita, ia akan tahu jika kita adalah orang yang dapat ia percaya, seseorang yang bisa menerima sebagian dirinya. Maka perlahan ia akan melepaskan topengnya ketika bersama kita, membiarkan kita melihat lebih terang pada wajah disebaliknya. Ya, ia tidak akan merasa perlu malu untuk berbagi ketika kita telah terbiasa menghormati dirinya.
Dalam hubungan dengan sesama, terkadang manusia membuat semacam lingkaran sosialnya sendiri, ketika ia pertama kali mengenal seseorang, ia akan menaruhnya di lingkaran yang terluar, di setiap lingkaran terluar, ia akan menggunakan topeng yang lebih tebal, semakin dekat hubungan sosial mereka, maka ia akan menaruh temannya dalam lingkaran yang lebih dalam, pada lingkaran terdalam, tidak jarang ia akan melepas semua topengnya, menampilkan paras sebenarnya pada sahabat2 terbaiknya.
Kita tentu tidak akan semudah itu mempercayakan orang lain untuk masuk dalam lingkaran terdalam kita jika kita tidak begitu mengenalnya. Respect and trust was earned, not given. Penghormatan dan kepercayaan adalah sesuatu yang kita usahakan bukan diberikan begitu saja oleh orang lain. Semakin dalam kita berada dalam lingkaran seseorang, maka menjadi tanggung jawab kita juga untuk tetap menjaga privasinya dari orang2 yang berada di lingkaran yang lebih luar dari kita.
Topeng tidak selalu digunakan untuk menutupi wajah seorang penjahat, ada saatnya topeng dapat berguna untuk menutupi kekurangan seseorang agar tetap terjaga kehormatannya dan agar orang lain tidak selalu menatap pada kekurangannya.
gambar diambil dari sini
dan kita belum pernah ketemu Yoy……piye iki,
#pnasaran
hooh ik hahaha
tapi buka dulu topengmuu….buka dulu topengmuuu, biar kulihat panumuuu 😀
woyyy sik neng muka ki jerawat dudu panuuuuuuu, huft sengit aku
kadang seperti itu sih, tapi kadang juga nggak
hehe
tergantung cara kita bersosialisasi di dunia nyata ;))
klo buat introvert seperti saya, terlihat bedanya mbak tika, klo di dunia maya entah kenapa lebih terasa nyaman mengekspresikan diri
Priyo yo meneng, kan? 😛 hehhee
Mbak juga pendiem, kalau baru ketemu 😛
Jadi topeng mah teuteup kudu dipake 😀
Gak mungkin baru kenal langsung nyablak hehehe, meski dah akrab di dumay
hihihi genah bawelnya nek neng dunia maya doang kok mbak, neng nang njobo ki ngalim kok #dibandemsendal
Mungkin karena dia introvert, Pio … 🙂
ia gw aslinya kan introvert ran
Apapun dan bagaimanapun kita bersikap baik di dunia nyata atau maya, semoga dijauhakn dari sifat ria.
amin semoga mbak niken, btw selamat berpuasa mohon maaf bila ada salah kata dalam berteman njeh
Betul, Mbak Niken, smeoga sifat2 kita yang ada di dunia maya terhindar dari sikap ria.