Dunia blog emang udah berkembang sedemikian pesat. Sampai-sampai orang sekarang sudah melupakan definisi blog di awal mulanya dulu, dulu blog adalah tempat dimana seseorang bisa menyuarakan tulisannya dalam bentuk digital. Blog ditulis menggunakan pendekatan subyektif penulisnya, inilah yang membuat blog berbeda dengan website lain pada jamannya yang didominasi oleh website profil perusahaan. Blog adalah diary digital, setidaknya itulah sepenangkapanku tentang blog.
Kemudian blog mulai berkembang dan muncullah berbagai blog yang mengulas masalah spesifik yang kemudian disebut blog niche. Ketika blog niche sudah berkembang, aku masih tetap pada lini utama blogku, personal. Meski kemudian muncul istilah yang agak nyebelin menurutku, blog gado-gado. Ergh lebih demen pecel sih klo aku.
Jauh sebelum muncul istilah blogger berniche, yang namanya orang banyak, tetep lah ada gesekan antar blogger. Tapi yang aku seneng tuh, jikapun ada keributan, mereka biasanya punya pandangan berbeda soal suatu hal, kemudian seorang blogger menulis dari sudut pandangnya, blogger lain yang kontra akan menuliskan sudut pandang versinya sendiri. Ketidaksetujuan itu selalu dituangkan dalam bentuk tulisan, jadi produktif. Meskipun toh ada dua kutub pro dan kontra, semua masih bisa berteman, sesuatu yang agak berbeda dengan kondisi netizen pasca pilpres 2014.
Saat kemudian blog bisa mulai dimonetize, mulailah banyak blog ramai, ada yang mencari duit dengan cara memasang iklan adsense, ada yang menawarkan jasa review, event attending dll. Aku seneng sih pada akhirnya, sebuah hobi bisa menjadi sesuatu yang menghasilkan. Aku sendiri gak masalah ketika ada blogger lain yang sering dapet job atau gimana, semua kembali pada bagaimana blogger itu menciptakan personal brandingnya. Tidak hanya lewat blog, tapi juga lewat social media, grup whatsapp, vlog dan lain sebagainya.
Hanya saja, pada akhirnya pun, namanya juga orang banyak, adalah selentingan, ini blog apa papan iklan, isi apdetnya cuma job review, eh itu kok demennya nyari goodie bag doang dsb. Kemudian muncul pertengkaran antar blogger, jika dulu berantem gara-gara perbedaan prinsip n sudut pandang, sekarang berantem karena masalah perut. Aku sendiri, males banget buat ngrumpiin aktifitas blogger lain, apalagi jika berkaitan dengan bagaimana cara monetizing mereka. Semua orang punya cara sendiri buat ngeblog, dan ketika blog bisa dimonetize, semua punya cara sendiri buat memaksimalkan apa yang dia miliki.
Sering ngeliat di grup-grup FB, calon blogger yang udah langsung nanya, gimana caranya dapet duit dari blog. Blogger lama biasanya males banget ngeliat hal kek gini, sama, aku juga, tapi ya udah lah, namanya juga beda orang, nanti klo mereka sudah ngeblog mereka juga bakalan ngerti sendiri gimana susahnya cari duit dari blog, gimana bangun personal branding n networking. Pada akhirnya, semua tergantung seleksi alam, ada yang berguguran dan ada yang tetap bertahan, ketika mereka ternyata malah lebih sukses dari kita ya gak masalah, toh kita hanya lebih dulu mengenal blog dibanding mereka, bukan berarti lebih pintar memaksimalkan potensi blognya.
Aku sih keep calm aja, n sekarang-sekarang ini enggak lagi ada hal-hal yang heboh semacam itu sih. Ngeblogger Tunggal Ika, aja, apapun niche blognya, apapun komunitas blognya, gimanapun cara monetizenya, nubie apa yang udah berkerak di dunia blog, please tetep saling menghormati n menghargai nggih. Bikinlah konten positif sesuai kenyamanan kalian. Damai itu indah dan dedek emesh itu cantik-cantik. Jadi klo tiba-tiba kok aku nulis postingan ini. Ya anggep aja lagi selo, n biar blognya gak karatan cuma isi sponsored post, doang. Sama nungguin Uji Kompetensi Kejuruan di sekolah, capek cuiy, kemaren dari pagi sampe malem, n sekarang lagi. Gabut beud