Saat ini menjadi blogger mungkin sudah dipandang sebelah mata, selain jenis konten kreator yang lebih mengarah pada video dan fotografi, menjadi blogger pun harus berhadap-hadapan tidak hanya dengan kompetitor sesama blogger. Melainkan juga media dan juga marketplace yang mulai mengambil peluang yang selama ini mereka tinggalkan.
Faktor authority dan capital yang besar memungkinkan mereka merangsek berbagai niche yang dulu hanya digarap oleh blogger. Maka tidak heran jika menemukan banyak artikel justru dimiliki oleh marketplace.
Salah? Tidak, namanya juga persaingan, semua orang bersaing untuk menjadi yang terdepan, mendapat peringkat di hasil serp dan tentunya mengukuhkan positioning sebagai brand yang bisa memenuhi apapun kebutuhan pengguna internet.
Maraknya Media Merekrut Penulis Online
Beberapa media menggunakan jasa para penulis, baik berupa jurnalis, kontributor maupun memberikan kesempatan pada khalayak menjadi citizen jurnalis dengan mendaftarkan diri di platform mereka. Iming-iming yang diberikan cukup menggiurkan, mulai dari info dapet pengalaman, network dan tentu saja cuan.
Sayangnya, sebagian besar konsep kerjasama semacam itu merugikan netizen yang bergabung sebagai penulis. Dan hanya menghasilkan cuan bagi pemilik platform.
Dalam menulis aku selalu meyakini bahwa apa yang aku kerjakan memberikan manfaat pada diriku sendiri, tentu saja saat aku memutuskan menghire beberapa penulis untuk blog aku yang lain aku berusaha memberikan manfaat yang fair sesuai jerih payah mereka.
Sistem Pembayaran Menulis Online di Media
Sistem yang aku lakukan adalah pay per article, dimana para penulis menyetorkan naskah artikel dan aku membayar jasa mereka, mereka menggunakan rate berdasarkan jumlah kata yang nantinya harus aku bayarkan pada mereka, semakin panjang artikel, semakin tinggi nilai rate yang harus aku berikan.
Sistem berbeda diberlalukan oleh para pemilik media dalam konsep kerjasama dengan para penulisnya, para penulis akan dibayar dengan metode pay per view, dimana artikel yang mereka tulis harus menghasilkan view sebelum mereka dibayar. Berapa nilai bayarannya? Kecil sekali, sekitar 3-5 rupiah per tampilan. Dengan perhitungan semacam ini untuk mendapat bayaran 50 ribu rupiah saja, mereka harus mendatangkan tidak kurang dari 10 ribu kali bacaan, yang tentunya berat bagi seorang penulis pemula.
Dalam hal ini para penulis tidak hanya diminta setor tulisan, tetapi juga mendatangkan kunjungan pada artikel mereka agar mereka dibayar, hal ini buat aku kurang fair, karena mereka direkrut untuk menulis, bukan untuk mendatangkan traffic.
Inilah mengapa aku tidak pernah mau diajak untuk menulis di portal dengan model semacam ini. Capek iya effortnya, tapi hasil gak berasa.
Memang ada model lain, misalnya penggantinya menggunakan koin atau sejenisnya, koin ini nantinya bisa diubah menjadi nominal uang saat mencapai nilai tertentu. Lagi-lagi, konsep ini jauh panggang dari api untuk mensejahterakan penulis. Karena nilai koin dan nominal uang yang didapatkan lagi-lagi kecil.
Mengapa Mengeksploitasi Pekerja Teks Komersial
Kebutuhan akan kompetitor yang semakin aware dengan all niche ini membuat mereka yang tadinya santai-santai menggarap bisnisnya kebakaran jenggot dan terus berusaha mendapatkan lebih dan lebih namun dengan biaya seefektif mungkin. Inilah yang membuat terjadi ketimpangan antara kebutuhan dan budget.
Hal semacam ini menunjukkan terjadinya eksploitasi pekerja teks komersial, dimana para penulis diminta bekerja untuk kebutuhan platform dengan effort yang luar biasa, namun dengan bayaran yang yah segitu-gitu aja. Buat aku hal semacam ini tidak akan bertahan lama, karena para penulis akan merasakan beban untuk terus mensupplai tulisan ke portal di sisi lain, mereka tidak mendapatkan pemasukan yang memadai.
Ada alasan mengapa mereka melakukan hal semacam ini
Alasan Tidak Memiliki Budget
Alasan paling klasik adalah mereka tidak memiliki budget yang cukup untuk menghire para penulis secara fair, pay per task tidak menjadi pilihan karena akan menghabiskan anggaran dengan kebutuhan satu portal berita setidaknya 50-100 artikel baru per hari, uang mereka akan lebih cepat habis.
Dengan sistem pay per view, mereka bisa mereduksi budget namun tetap mendapatkan artikel sesuai target. Sounds tricky? absolutely
Memangnya kalian tidak butuh budget untuk membeli paket data, bayar internet, listrik, cemilan, dan tentunya waktu untuk menghasilkan sebuah tulisan yang baik? Apakah mereka membayar hal tersebut? Kan tidak!
Lompatan untuk Jenjang Karir Sebagai Penulis Online
Dalam beberapa kasus eksploitasi terhadap netizen untuk kepentingan brand, aku sering menemui orang-orang yang akan bertindak sebagai PIC dan bertugas memberikan semangat pada para penulis pemula untuk tidak patah semangat. Mereka menjanjikan mimpi-mimpi bahwa apa yang sedang mereka kerjakan adalah kawah candradimuka untuk menempa kemampuan para penulis agar lebih teruji nantinya.
Pengalaman sebagai citizen jurnalis di media tersebut akan menjadi pengalaman berharga saat nanti benar-benar bekerja sebagai seorang penulis profesional. Lha emangnya sekarang belum? Sebagai penulis toh mereka dituntut dengan deadline dan berbagai brief, yang membedakan hanya platformnya aja yang tidak mau membayar secara profesional. Itu aja sih!
Tapi Ada yang Bilang Bisa Dapetin Jutaan Rupiah per Bulan Lho
Ya udah, coba deh gabung pelajari sistemnya, dan coba hitung, apa yang harus kalian lakukan dalam sebulan untuk menghasilkan nilai jutaan rupiah tersebut? Apakah kalian bisa menikmati prosesnya? atau harus tunggang langgang dikejar deadline.
Biasanya, iklan atau iming-iming semacam itu hanya up to nya aja, up to jutaan rupiah, yah kurang lebih sama lah sama ISP yang bilang kecepatan up to 30 mbps pas dipake download kecepatan cuma 1 mbps, namanya juga up to. Sory to say, masih mending baca email scam sih aku, bisa langsung aku tinggalin karena sudah jelas aku gak bakalan minat dari awal.
Haruskah Bertahan Menjadi Penulis Online Model Pay Per View?
Pertama, kalian berharga, dan tulisan kalian pun berharga, hanya kalian yang bisa mengukur berapa nilai effort kalian untuk menghasilkan tulisan tersebut, tetapi setidaknya jika kalian menulis untuk orang lain, pastikan beberapa hal berikut ini.
Kamu Menyukainya
Ada banyak platform yang tidak memberikan bayaran bagi para penulisnya, sebut saja semacam forum online, disini, para pembuat konten memang tidak berorientasi pada bayaran, mereka hanya suka berkomunitas disana, dan jika kalian ada dalam platform semacam ini, sah-sah saja selama kalian santuy dan menikmati. Tidak ada tekanan, tidak ada bayaran, you write because you love it, titik.
Kamu Nyaman dengan Sistemnya
Sistem dibuat untuk menciptakan keteraturan dalam bekerja, namun jika sistem itu tidak menjadikanmu memiliki kesetaraan dalam hak dan kewajiban, buat aku left it behind, gak usah peduli dengan omongan kalian tidak akan berhasil kalau disini saja kalian tidak kuat.
Itu cuma omongan sampah, selalu ada pihak yang bisa menghargai jerih payah kalian seperti yang kalian inginkan.
Report Accessible
Hal yang paling sering aku jumpai adalah kawan-kawan yang ikutan di platform semacam itu tidak mendapatkan report yang terbuka, berapa view setiap artikelnya, bahkan meski artikel tersebut populer tetapi nilai kunjungannya nol. How can be!?
Standar pelaporan view paling rasional adalah Google Analytics, dan akun GA dapat dishare dengan para penulisnya, atau pihak lain dalam perusahaan. Tak perlu jadi admin, jadi viewer pun gak masalah. Bahkan untuk hal paling ngehek, admin mau memberikan report hasil analitik artikel kalian dalam sebulan, bebas, yang penting kalian bisa mendapatkan report yang terbuka.
Pembayaran Lancar dan Worthy
Jika platform menulis kamu memberikan pembayaran secara rutin dan nilainya worthy dengan effort yang kamu lakukan, bertahan saja, jika tidak, kalian sudah tahu kan jawabannya.
Biasanya seiring bulan berjalan, ada kendala-kendala teknis, baik seputar pembayaran, nominal maupun perubahan peraturan, jika peraturan semakin memberatkan, sudahi saja, jaga kewarasan.
Akan lebih baik jika kamu membuat blog kamu sendiri, memang tidak lebih mudah, tetapi disini kamu benar-benar bisa menikmati hasil kerja kerasmu saat menuai hasilnya, bukan mereka, para pemilik platform sialan yang cuma ingin mendapatkan keuntungan dari kerja kerasmu.
Huhuhu.. ini suara hati para penulis banget..
Setuju banget sama artikel ini! Keren banget opininya mas Priyo.
Jangan mau ah diinjak-injak gitu, ya.
Tertarik sama paragraf terakhir, “…para pemilik platform sialan..” 🙂
Jadi inget, dulu aku masih ninggal 45 dolar di satu platform dan gak bisa diambil karena belum sampai batas minimum. Akhirnya yo mereka bangkrut karena banyak doa dari orang yang terzalimi, termasuk saya, kwkwkwk..
Aq dadi korban ki, rencana ambil potensi pendapatan dr sisi lain tp takut fraud jg dan akhirnya say gut bay
Ah sik biyen kae ya mas, yang mau untungnya doang tapi gak perhatiin kita sebagai kontributor
Kalimat terakhirnya bikin ngakak so hard.
So relate dan semoga mencerahkan bagi teman-teman penulis platform yang Banyak di PHP
Iya mas, kasihan e, dikerjain sama yang punya platform
Wkkwwkw jadi seartikeeeell
Tapi memang ini meresahkan dan kasihan sama anak2 yg baru lulus atau lagi cari kerja disuruh posting banyak efforr gede gaji puluhan ribu. Ratusan juta ya mungkin ada tapi webnya entahlah tulisannya entahlah hikz
kena janji manis gak sih