Fragmen yang terserak

Dalam alur kehidupan, selalu ada mozaik yang akan selalu kita temukan dan kita sebagian lain kita lepaskan, hanya ada beberapa yang akan kita pertahankan untuk jangka waktu tertentu. Tentang hasrat dan cita cita yang belum tuntas terbeli, atau mereka yang telah tergenggam dan masih kita perkuat sayapnya agar bisa terbang lebih tinggi lagi.

Akan ada persimpangan di jalan yang akan kita lalui, kita tidak pernah tahu apa yang menanti kita di ujung setiap jalan itu. Tuhan tidak mengijinkan kita untuk serakah, hanya satu jalan yang bisa kita tempuh dalam waktu yang bersamaan. 

Jika ada beberapa yang masih kita pegang, itu hanya karena Tuhan masih berbaik hati mengijinkan kita membawanya, kelak pada ujung nafas kita, semuanya akan kita tinggalkan begitu saja.

Ada beberapa keinginan yang masih saja terus menggangguku selama ini, mimpi yang mungkin bagi mereka yang mengenalku bisa menerkanya, dan sebagian mereka yang telah lama berada disampingku mengetahui lebih jauh tentang kekurangan2ku, sesuatu yang tidak pernah kuungkapkan tetapi selalu terlihat telanjang di mata mereka.

Mosaic

Ketika semua ulat telah bermetamorfosa menjadi sayap2 yang mengepak gagah di udara, aku masih saja seekor ulat yang sibuk menikmati secangkir kopi di ujung embun. Dan aku cemburu.

Aku terbiasa berfikir secara rasional, mungkin itulah kekuatan sekaligus kelemahanku, aku menolak sesuatu yang tidak terdefinisikan, atau lebih buruk lagi, aku selalu terjebak dalam hipotesis dan antitesis, tanpa memperhitungkan kemungkinan variabel yang tidak pernah kusentuh.

Sejarah manusia adalah fragmen yang terserak, fragmen itulah yang kini membentuk aku saat ini, aku tidak lah bisa mengganti sebagian diriku dengan fragmen lain yang tak pernah membentukku.

Bukankah kamu hanya akan membentuk sebuah patung dari kepingan fragmen dan menyebutnya sebagai aku? Sementara kamupun tahu, aku berdiri sendiri di sudut lain dan memandangmu melakukannya.

Ini bukan kenapa aku tidak mau membahagiakanmu, ketahuilah, menjaga kebahagiaanmu adalah tugasku, dan kesedihanmu adalah dosa-dosaku sepenuhnya.

Aku hanya berharap, Tuhan selalu menguatkan aku, lebih dari sebelum2nya, agar kamu tak perlu mengumpulkan lagi fragmen2 itu untukku.

Satu pemikiran pada “Fragmen yang terserak”

Tinggalkan komentar

(Note, links and most HTML attributes are not allowed in comments)

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Ingin produk/website Anda kami ulas? Silahkan klik tombol dibawah ini