Menjual persepsi

Hari kamis kemaren ada acara sekolah main ke gua pindul, sebenernya dari awal ada rencana ini aku sudah ketar ketir mengingat akhir2 ini gua pindul sedang rawan konflik terkait sengketa pengelolaan wisata yang simpang siur. Wajar dong kalo ada kekhawatiran bakalan terjebak dalam konflik kek di tipi2 gitu kan berabe, meski begitu sampai acara selesai tidak terlihat adanya konflik, di sana memang terdapat beberapa kelompok pengelola wisata, tapi kupikir mereka baik2 saja dan tetap akrab antar kelompok pengelola.

Mungkin yang aku kurang sreg disana justru adalah kayak ada semacam penambahan2 yang tidak perlu dari pemandu wisatanya, yah semacam hiperbolis sih klo menurutku, masalah benar tidaknya yah hanya Tuhan yang tahu. Tapi sepertinya penambahan2 seperti ini memang jamak terjadi di tempat2 wisata mungkin dengan harapan mendongkrak minat wisatawan.

gua pindul;  taken from deathmugiwara.wordpress.com
gua pindul; taken from deathmugiwara.wordpress.com

Jadi apa penambahan itu??? yap penambahan itu mitos! Misalnya nih merebak mitos bahwa mandi disini, atau  pegang anunya patung di borobudur itu bisa mendapat berkah, dari tambah cakep lah, enteng jodoh lah dan semacamnya, dan begonya banyak orang kita yang kemudian tertarik dan mencoba dengan harapan sapa tau beruntung.

Jujur waktu di gua pindul diceritain tentang air mata mutiara dan apalagi satunya yang bisa bikin kita tambah kece aku blabarblas ora ngandel, malah waktu pemandunya mencoba njelasin itu ke aku, akune mlengos wae. Aku bukan tipe orang yang percaya sama hal2 begituan. Prinsipku, klo pengen tambah ganteng ya dandan, rawat diri, perbaiki sikap, murah senyum itu jelas bisa nambah kadar kegantengan, tapi klo ada yang bilang mandi kembang tujuh rupa bisa cantik, nelen pelor kuda bisa jadi jantan itu sih maksudnya jantan dalam artian berani makan makanan yang enggak lazim.

Mbok ya o, klo mau cerita tentang tempat wisata itu sik intelek, berdasar literatur, bukan main wangsit klo kamu ngelakuin ini ntar kira2 kamu jadi begini begitu. Dan ya masih banyak juga yang percaya sama hal2 gak jelas itu. Mau kaya, ya kerja, klo mau dapet pacar ya lakukan 3B, berusahalah, kedua berdoa, klo gak berhasil2 juga lakukan yang ketiga, bercerminlah!

12 pemikiran pada “Menjual persepsi”

  1. hahaha… iya mas kalau tempat2 wisata alam memang selalu mengandung mitos dan legenda.. beda sama dufan, taman safari atau ancol wkwk

    Balas
  2. masalahe orang Indonesia masih lebih seneng cerita dari wangsit e Mas. Hehehehe. Kadang semakin absurd ceritane malah semakin laku.

    Balas

Tinggalkan komentar

(Note, links and most HTML attributes are not allowed in comments)

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Ingin produk/website Anda kami ulas? Silahkan klik tombol dibawah ini