Kampung Kemuning, terletak cukup jauh dari ruas jalan Wonosari Jogja, untuk menuju lokasinya kita harus menyusuri jalan desa sejauh kurang lebih 4 kilometer. Seperti layaknya desa lain di Gunungkidul kita bisa menjumpai perbukitan dan pepohonan. Kampung Kemuning adalah salah satu mitra Astra untuk Kampung Berseri Astra.
Kedatangan kami disambut oleh warga Kemuning dengan menyarungkan kain jarik dan juga sebutir bengle yang disematkan ke baju kami. Bengle ini adalah sejenis umbi akar seperti kunir dan kencur, bedanya, bengle memang tidak digunakan sebagai bumbu masak, dalam tradisi Kemuning, bengle digunakan sebagai sarana tolak bala. Selanjutnya kami diciprati dengan air dari daun Kemuning, daun yang menjadi nama dari Kampung ini.
Di Kemuning terdapat sebuah telaga di ujung dusun, telaga ini tidak difungsikan sebagai sumber pengairan warga, melainkan digunakan untuk keperluan wisata dan beternak ikan, setiap empat bulan sekali di masa panen, diadakan lomba mancing untuk masyarakat sekitar yang ingin memancing ikan dari telaga.
Kadus Kemuning, Pak Suhardi mengaku awalnya pernah merantau ke Jakarta, tetapi kemudian memilih menetap di dusun, alasannya, agar Kampung ini tetap ada yang mengelola, menjaga dan bisa mengajak masyarakat bersama-sama untuk meningkatkan kesejahteraan.
Ada empat hal yang menarik dari Kampung Kemuning ini, pertama adalah soal kemandirian warga dalam berwirausaha. Di Kemuning terdapat buah pisang yang disebut pisang uter, pisang yang tumbuh subur di pekarangan warga ini memiliki nilai ekonomi yang kecil karena kalah bersaing dengan jenis pisang lain di pasaran. Oleh warga Kemuning, pisang uter selanjutnya diolah menjadi jenang dan dijual dalam wadah plastik. Perubahan proses ini membuat harga ekonomis pisang uter menjadi lebih mahal.
Selain mengolah buah pisang, ada lagi makanan khas Kampung Kemuning, yakni Gaplek Geprek. Makanan berbahan dasar singkong ini mirip dengan makanan khas di daerah Jawa pada umumnya yakni Gatot. Bedanya, jika gathot dipotong kecil-kecil, Gaplek geprek potongannya besar-besar. Cara pengemasan dan penyajiannya juga unik, gaplek geprek disajikan dalam selongsong bambu. Selain itu gaplek juga dilumuri dengan selai gula jawa. Menurut Suhardi selaku Kadus Kemuning, filosofi dari gaplek geprek adalah bahwa manusia ini seperti sebuah telo (ketela) harus mau ditanam, dicabut, dikupas, dikuliti, dibasuh, dijemur, dimasak dan diolah sedemikian rupa agar dapat mengecap kenikmatan hidup, ada kalanya tetap saja hidup ini terasa pahit maka disiramlah dengan gula jawa yang manis.
Pengolahan makanan ini dikelola oleh ibu-ibu Kampung Kemuning, untuk bahan baku dan pengolahan sudah tidak ada masalah, permasalahannya tinggal dari sisi marketing, masyarakat dan UKM biasanya memang cukup kesulitan dengan urusan marketing. Nah poin inilah sebenarnya yang bisa diambil oleh rekan-rekan blogger, netizen, internet marketing untuk bisa masuk dan bersinergi dengan masyarakat memasarkan produk-produk lokal agar dapat bersaing dan memiliki bargaining di tengah kawasan free trade agreement Asean.
Selain kewirausahaan, di Kemuning juga didirikan sekolah TK dan PAUD, pendirian sekolah ini dibantu oleh Astra sebagai inisiator Kampung Berseri Astra, dengan adanya sekolah di Kampung Kemuning, lebih memudahkan akses masyarakat yang memiliki anak untuk dapat menyekolahkan putra-putri mereka di kampung mereka sendiri.
Di sisi Kesehatan, masyarakat Kampung Kemuning memiliki posyandu dan pos lansia, biasanya sebulan sekali ada dokter dari UGM yang datang untuk memeriksa kondisi kesehatan masyarakat di pendopo kampung yang difungsikan sebagai posyandu. Warga juga rutin mengadakan senam bersama lho, termasuk waktu menyambut kami
Untuk memastikan kebersihan dusun, juga dibentuk unit pengelolaan sampah, terletak di sebelah rumah kadus Kemuning, terdapat bank sampah yang digunakan untuk mengelola sampah plastik, kardus dan lain-lain dari rumah warga, sampah-sampah ini kemudian dijual dan dananya digunakan kembali untuk keperluan pembangunan Kemuning.
Unsur tradisi juga masih cukup kental di Kemuning, siswa-siswa usia sekolah dasar dan SMP bisa ikut latihan tari tradisional yang diselenggarakan di depan rumah tetua dusun. Latihannya gratis lho, semata-mata untuk bisa mewariskan seni tradisi nenek moyang kepada anak cucunya.
Sejalan dengan kebutuhan warga Kemuning, Astra memiliki empat bidang yang ingin ditingkatkan dalam program Kampung Berseri Astra yakni Pendidikan, Kesehatan, Kewirausahaan dan Lingkungan, dukungan ini diwujudkan dalam pemberian bantuan agar masyarakat dapat meningkatkan kesejahteraan mereka berbasis komunal. Astra mencoba mengangkat kesejahteraan dari bawah, karena dari Kampung yang sejahtera, akan tumbuh Desa yang sejahtera, dari desa sejahtera akan muncul kecamatan sejahtera dan seterusnya hingga akhirnya tercapailah cita-cita kita bersama sebagai bangsa, Yakni kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh warga Indonesia
NB: Saat ini astra telah membina 77 KBA di seluruh Indonesia, Kampung Kemuning adalah salah satu mitra Kampung Berseri Astra. #lfaapajogja
Kreatif semoga makin maju ya.
menu gaplek geprek kok menggoda sekali ya..