Seorang teman pernah berkata padaku, mas aku kenapa kok merasa gini-gini aja, padahal gaji besar, pekerjaan OK, hubungan dengan keluarga dan orang lain pun baik, rajin beribadah, tapi aku merasa gak berkembang, hampa, gak merasa bahagia. Aku sendiri segera memaklumi apa yang ia katakan.
Manusia, adalah makhluk yang unik, sebagai individu maupun makhluk sosial, bertalian juga dengan sisi religiusnya. Aku menggambarkan berbagai sisi manusia ini sebagai sisi yang serupa dalam sebuah roda. Sebuah roda hanya akan berjalan dengan mulus hanya jika setiap sudutnya memiliki nilai yang sama. Bayangkan sebuah roda yang ditopang oleh jeruji yang berbeda panjangnya, tentu dalam perjalanannya tidak akan terasa nyaman, serasa ada yang mengganjal setiap roda itu menggelinding di jalanan. Dan kita segera tahu, ada yang salah disana
Oleh karenanya manusia perlu menyeimbangkan diri dengan lingkungannya, ada banyak teori tentang keseimbangan hidup ini, sebut saja;
- The Seven Element
- Circle of Happiness
- Ikigai
- dan masih banyak lagi
Tapi intinya, aku gak akan cenderung pada salah satu dari teori tersebut. Prinsipnya gini, dalam kasus temenku ini, ada satu hal yang aku merasa dia kurang, yaitu perasaan dibutuhkan dan dihargai oleh lingkungannya. Secara individu, dia sudah sangat-sangat OK, relasi dengan keluarga dan rekan kerja baik, tetapi satu gap yang kurang dari kehidupannya adalah bahwa dia merasa hidupnya datar, biasa-biasa aja, meski sebenernya ya gak gitu juga, secara finansial bahkan dia lebih baik dariku, but ya namanya manusia, sawang sinawang
Kemudian aku menyarankannya melakukan sesuatu, bersedekahlah. Yup dengan memberikan apapun kepada orang lain, entah seorang pengemis, atau tukang becak atau siapapun yang ia temui di jalan. Lalu perhatikan bagaimana raut wajahnya, rasa bersyukurnya karena hari ini dipertemukan Tuhan denganmu.
Kebahagiaan itu menular, saat kita melihat wajah bahagia orang-orang yang merasa beruntung bertemu kita, maka perasaan bahagia itu pun ikut menjalar pada diri kita, menjadi alasan bahwa hidup kita bermakna untuk orang lain. Dan inilah yang menurutku tidak dimiliki rekanku saat itu
Membangun Kebahagiaan dengan Sponsor Anak
Aku teringat sebuah portal nirlaba yang fokus pada pengembangan anak-anak Indonesia, portal ini mengajak masyarakat bersama-sama menjadi sponsor untuk anak-anak yang tinggal di daerah-daerah tertinggal, masyarakat miskin dan yatim piatu. Dan mereka menamakan program ini Sponsor Anak
Sponsor anak menjembatani kita sebagai donatur dengan seorang anak yang membutuhkan donasi dari kita untuk terhubung bukan hanya secara materi saja melainkan juga secara emosional.
Kita tidak hanya bertindak sebagai pemberi donasi saja, tetapi juga mendapat imbal balik sekaligus hadir dalam kehidupan anak tersebut. Saat kita menjadi sponsor anak, kita akan diberikan informasi dari portal mengenai siapa anak yang menjadi anak asuh kita, siapa dia, di mana tempat tinggalnya dan foto profilnya, kemudian kita akan mendapatkan laporan tahunan perkembangan anak asuh kita tersebut.
Selain itu, organisasi nirlaba ini juga mengajak saya dan anda masuk dalam kehidupan anak dengan memberikan notifikasi terhadap momen berharga anak asuh kita, mulai dari ulang tahun, kelulusan, maupun momen-momen pentingnya. Anda diharapkan mau membuka diri dan berkomunikasi dengan anak tersebut melalui surat maupun sosial media.
Dengan adanya komunikasi antara anda sebagai sponsor dan si anak, akan membangun kedekatan kita dengan mereka, percayalah di mata mereka, anda adalah malaikat baik hati yang tiada duanya dalam kehidupannya. Dan kebahagiaan mereka memiliki anda, akan menular juga kedalam hati kita. Bahwa hidup kita tak pernah seburuk yang kita duga.
Anda bisa membaca tautan berikut untuk lebih mengetahui tentang program sponsor anak, semoga mampu memberikan kedamaian di hati anda