Ramadhan kali ini adalah ramadhan yang spesial, bagaimana tidak, di tengah pandemi corona, kita masih tetap bisa beribadah dengan khusyuk, jika pada tahun-tahun sebelumnya kita kita lebih banyak merayakan ramadhan, maka tahun ini kita menikmati ramadhan dengan cara yang belum pernah kita pikirkan sebelumnya, social distancing.
Makhluk Tak Kasat Mata yang Mengubah Dunia
Kedatangan makhluk Tuhan yang tidak seksi kasat mata ini membuat dunia kalang kabut, lebih dari empat juta manusia terpapar, 279 ribu orang meninggal karena corona. Di Indonesia sendiri, per tanggal 9 Mei 2020, ada 13.645 kasus terkonfirmasi dengan 959 korban meninggal dunia.
Ketakutan akan corona membuat dunia begitu berubah, perang dagang dan pertempuran bersenjata di timur tengah rasanya tidak pernah membuat dunia semenderita ini. Pembatasan dan lockdown terjadi dimana-mana, ekonomi dunia lumpuh, saham-saham berguguran, perusahaan-perusahaan internasional berjuang mati-matian dan merumahkan ribuan karyawannya.
Di Saudi Arabia, pemerintah negara itu bahkan secara resmi melarang umroh dan sholat jamaah di dua masjid utama umat muslim, meskipun sekarang aturan tersebut agak dilonggarkan, tentu saja itu membuat hal yang sangat berbeda, sejak masa nabi, baru di masa ini saja putaran thawaf mengelilingi Ka’bah berhenti berputar.
Tentu saja pola perubahan ini tidaklah mudah, anak-anak muda tidak lagi melakukan ngabuburit, rumah-rumah makan tak lagi semarak saat jam buka bersama, masjid-masjid lebih sunyi dari ramadhan biasanya. Dan tentu saja, tak ada liputan live kemacetan jalur mudik di mana-mana. Sadly, but so true
Apa yang kita alami hari ini, adalah sebuah cobaan agar ramadhan kita lebih bermakna, lebih sabar, lebih tawakal, lebih berserah diri kepada sang Pencipta.
Pun, meski denyut nadi kehidupan seolah melambat, dan ada kehilangan terjadi di sekitar kita, mulai dari kehilangan sanak kerabat yang meninggal akibat pandemi, kehilangan mata pencaharian, kehilangan pekerjaan, kita tetaplah masih memiliki harapan bersama-sama.
Di bulan ramadhan ini kita melihat semakin banyak orang baik terlibat, mulai dari pemerintah, instansi, lembaga, perusahaan, komunitas dan individu, masing-masing ingin berbuat lebih untuk masyarakat. Ada yang membantu pengadaan APD, membuat rumah singgah bagi tenaga medis, menjaga pemukiman, membagikan bahan makanan, kita terus melihat banyak orang yang berusaha memberikan yang terbaik, benar-benar begitu tulus atas nama kemanusiaan.
Merayakan Ramadhan Yang Berbeda
Dan bukan karena kita harus tetap di rumah saja kita tak bisa melakukan apa-apa, berada di dalam rumah bukan berarti terpenjara, masih ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk mengisi ramadhan dengan cara berbeda. Ya, caranya saja yang berbeda, esensinya tetaplah sama.
1 Work From Home selama Ramadhan
Kita masih bisa terus bekerja dari rumah selama ramadhan, memanfaatkan fasilitas cloud platform untuk bekerja secara remote, aku sendiri memanfaatkan layanan cloud untuk bekerja. Entah untuk kerjaan sebagai blogger atau untuk pekerjaan kantor. Enaknya, tidak ada lagi istilah potong jam kerja di musim ramadhan, yang ada, kerjain aja semua dari rumah.
Enaknya work from home selama ramadhan ini, aku juga jadi lebih fleksibel dalam mengatur waktu kerjaku di rumah, mau bangun jam berapa, selesain projectnya kapan, kerjain kerjaan kantor mo pagi, siang malem bebas. Entahlah aku jadi ngerasa kek pekerja2 di beberapa startup yang pernah aku sambangi, mereka terlihat santuy masih bebas koloran di kantor sambil ngopi-ngopi enak.
2 Fokus dengan Keluarga Inti Kita
Setelah menikah dan berkeluarga, tidak jarang sebagian dari kita meninggalkan anak istri untuk bekerja di tempat lain. Pandemi corona mendekatkan kita dengan anak istri, mo gimana lagi, gak bisa kemana-mana bro. Sisi baiknya adalah, aku jadi lebih banyak menemani anak-anak bermain dan belajar, trus ada waktu juga buat sekedar bantuin kerjaan istri di rumah. Katanya suami yang baik adalah yang mau berbagi kerjaan istri
Ramadhan ini kami fokuskan buat banyak-banyak ngajari anak-anak hal2 yang kurang terperhatikan saat di bulan-bulan sebelum corona datang. Sekarang bisa lebih mikir gimana bikin mereka belajar wudhu n sholatnya yang bener, dan juga mencari tahu serta menerapkan cara belajar yang paling nyaman buat mereka.
3 Berbagi Secara Online? Bisa Kok
Di Sleman, hampir setiap pintu masuk kampung ditutup, dan hanya menyisakan one way yang dijaga ketat secara bergantian. Sebagian warga tidak menerima tamu dari manapun, bukan karena tidak menghormati keinginan kita untuk bersilaturahmi lho ya, tapi demi menjaga keamanan bersama selama masa social distancing ini.
Aku sendiri merasakan gimana sulitnya menyerahkan surat kelulusan siswa sekolah kami kepada wali murid masing-masing akibat pandemi. Banyak yang menolak, meski ada sebagian yang mengijinkanku masuk. Begitu juga aku tidak bisa menjangkau panti asuhan yang biasanya aku kunjungi untuk berbagi rejeki. Ya, di masa sulit seperti ini, saat orang-orang baik terkena PHK dan harus memikirkan keberlangsungan hidup mereka, entah berapa banyak dari kita yang masih memikirkan nasib mereka yang tinggal di panti asuhan. fakir miskin dan kaum dhuafa lainnya.
Untungnya, di masa sekarang kita tidak harus datang langsung kesana, kita bisa menyerahkan bantuan secara online untuk mereka yang membutuhkan. Ada banyak jenis bantuan yang bisa kita berikan, bisa kirim uang via internet banking, membelikan sembako, pakaian, serta kebutuhan harian lainnya seperti peralatan mandi dan cuci secara online.
Aku kemarin juga nemu ada yang menyediakan paket sembako COVID19 Ramadhan di Shopee, isinya lumayan lengkap ada beras 3kg, gula 1kg, minyak 1 liter, susu, frozen food, roti, saus kecap, teh. Menurut aku cocok buat membantu saudara-saudara kita yang kebetulan masih belum dapet bantuan dari pemerintah.
4 Belanja Baju Lebaran, Online aja plis
Di Jogja, belum lama ini muncul kluster pasien baru setelah karyawan salah satu supermarket terindikasi positif, alhasil semua karyawan berjumlah tiga ratus orang, dan para pengunjung yang pernah datang ke supermarket tersebut dilakukan rapid test. Pemkab Sleman sendiri menyelenggarakan rapid test untuk warga yang merasa pernah datang ke supermarket tersebut beberapa minggu terakhir.
Menjelang lebaran, tentu kita paham selain belanja kebutuhan khusus, belanja baju lebaran bakalan jadi kebutuhan penting masyarakat. Tak jarang orang berdesak-desakan mencari diskon dan demi mendapatkan gaun terbaik untuk dipakai di hari lebaran.
Aku sendiri sudah ancang-ancang, baju lebaran aku beli jauh-jauh hari, online juga, ak menjaga aja jangan sampai ada desak-desakan di toko baju, kan bahaya banget dimasa kayak gini. Ya bukan mendoakan, tapi lebih ke prinsip hati-hati aja, toh lebih enak juga belanja online di shopee, selain ga harus antri dan berdesak-desakan, ada juga promo BIG Ramadhan Sale dimana kamu bisa dapetin 50% harga untuk produk-produk pilihan.
Yakin masih mau belanja baju berdesak-desakan di toko? Aku sih shopee-in aja auto dianterin sampe rumah
5 Silaturahmi Online
Kita tentu mahfum di tahun-tahun kemarin, kita sering mendapatkan sms, wa, pesan yang berisi ucapan selamat beribadah puasa maupun selamat berlebaran dari saudara, rekan kita yang tidak satu kampung dengan kita. Di tahun ini, kita semua mungkin akan lebih banyak memanfaatkan dunia maya untuk saling maaf memaafkan dan bersilaturahmi secara online dengan keluarga maupun orang-orang terkasih kita yang tidak bisa kita jumpai karena pandemi.
Meski tak bisa mudik, tak bisa bertemu dengan keluarga besar, bukan berarti kita tidak menyayangi orang-orang tua kita, tidak menghormati dan sungkem pada mereka bukan. Ketidakpulangan kita tahun ini, adalah demi menjaga mereka, agar kita masih bisa terus meminta restu mereka di lebaran-lebaran berikutnya.
Nah selamat merayakan ramadhan dan lebaran yang berbeda
Tulisan ini disertakan dalam Kontes Blog #THRBigRamadhanSale2020 Bersama Shopee