Secara real aku belum terlalu kenal dengan mekanisme power line, meskipun secara teoritis aku pernah baca bahwa Power Line adalah mekanisme melewatkan data menggunakan jaringan listrik. Beberapa perangkat sudah mendukung standar yang disebut HomePlug, yaitu menghubungkan berbagai perangkat elektronik seperti blueray disc player, home theater, PC, dll menggunakan instalasi jaringan listrik rumah. Power Line sendiri menurutku adalah kebalikan dari PoE, Power over Ethernet yang jamak digunakan pada beberapa perangkat router maupun embedded system.
Jika PoE menggunakan media komunikasi data sebagai sumber arus listrik untuk menyalakan perangkat, Power line menggunakan media sumber arus listrik untuk melewatkan data antar satu perangkat ke perangkat yang lain.
Nah kebetulan ada salah satu alumni SMK yang sedang menyusun skripsi tentang power line ini, dan menggunakan SMK sebagai studi kasus penggunaan power line. Jadi aku juga iseng pengen tahu secara nyata nya kek gimana sebenernya.
Pada prinsipnya, power line digunakan untuk mempermudah instalasi jaringan komunikasi pada sebuah gedung/kantor/rumah bahkan untuk komunikasi internet, tergantung sih pada scope area yang akan diimplementasikan power line. Jika menggunakan media transmisi jaringan standar LAN pake kabel UTP, kendalanya adalah harus melakukan instalasi jaringan UTP, sementara dengan power line, kita bisa memanfaatkan jaringan listrik yang sudah ada dalam gedung tersebut sebagai media transmisi data tanpa harus menambahkan instalasi jaringan kabel.
Dari hasil percobaan komunikasi lokal maupun koneksi internet memang lancar, mengakses file video pada node lain berjalan lancar tanpa buffering, pun ketika menjalankan video streaming dari youtube cukup lancar. Permasalahan baru terjadi ketika menggunakan jaringan listrik yang beda meteran. Karena di sekolah jaringan listriknya emang ada 2 line, satu untuk keperluan kantor dan gedung, satu lagi khusus untuk keperluan power di lab komputer. Baru deh, meskipun sumber arusnya masih berasal dari 1 tiang listrik ternyata buat nge ping pun gagal.
Tinggal dicari bagaimana menerjemahkan kualitas penerapan power line dalam bahasa ilmiah dalam halaman skripsi, tentunya masih perlu lagi melihat kualitas kabel, jarak, noise, arus, maupun tegangan. Klo tegangan tadi sih sempet juga menggunakan bantuan stabilizer buat mencoba komunikasi via tegangan 110V, hasilnya jika 2 node menggunakan basic tegangan yang sama (220v atau 110v) komunikasi masih lebih stabil dibanding jika kedua node menggunakan tegangan berbeda (1 pake 220v dan 1 pake 110v) tapi akupun masih belum berani mengambil kesimpulan secara ilmiah mengenai fenomena ini.
Masih butuh lagi penjelasan2 secara ilmiah baik dari teori, maupun praktek untuk bisa menjelaskan bagaimana sebenarnya kelebihan power line dibanding jaringan UTP biasa, dan kapan sebaiknya power line digunakan untuk menggantikan peran jaringan kabel UTP.