Sambermata

Pada waktu kecil dulu, selain faktor menakut-nakutin anak kecil biar gak kelayapan di waktu petang / magrib dengan menggombal aneka jenis memedi ada juga yang menggunakan sambermata untuk mempertakut si anak agar gak berani keluar rumah di waktu petang.

Apa itu sambermata? dan apa hubungannya dengan sambernyawa? semacam kaka adek’an kah? duh kek frenzone aja sih

Sambermata adalah istilah dalam bahasa jawa untuk serangga yang muncul di waktu petang, antara magrib sampai sebelum sholat isya. Hewan ini mungkin bisa dibilang hewan nocturnal, karena aktif di malam hari, tapi aktifitas utamanya memang hanya dilakukan di antara waktu magrib – isya. Berbeda dengan serangga lain seperti laron dan kunang-kunang yang bisa muncul kapan saja di malam hari.

Sambermata umumnya menyerang mata manusia yang melewati kerumunan mereka, meski pada dasarnya mereka tidak benar-benar menyerang manusia, gerakan mereka yang kesana kemari kemudian ditabrak oleh pengemudi sepeda motorlah yang mengakibatkan tubuh mereka secara tidak sengaja masuk ke mata kita, nyamber ke mata.

Hewan ini umumnya hidup di daerah pedesaan terutama di pematang sawah, jaman dulu kalo masih kelayapan naik sepeda sering kena batunya kesamber-samber matanya sampe rumah, beneran berasa lagi merasakan kutukan gegara berani pulang larut sore. Yang menarik hewan ini akan berwarna merah menyala jika terkena lampu sepeda jadul yang menggunakan dinamo. Yang gak punya lampu harus ikhlas tau-tau matanya kelilipan sambermata, yang punya lampu disuguhi adegan api kecil berkilat-kilat yang terus menyelubunginya dan sesekali menyengat matanya.

Pun, saat ini untuk orang-orang yang tinggal di daerah perkotaan atau beraktifitas dalam moda transportasi tertutup seperti mobil, bus dan kereta api tentunya tidak akan merasakan sensasi kesamber oleh sambermata. Tapi jika ingin menikmati sensasi pedih pedas di mata boleh sih main ke pedesaan/persawahan di waktu petang menggunakan motor/ sepeda.