Suicide

Bagi sebagian besar orang, permasalahan yang kelewat besar terkadang memunculkan sebuah bisikan setan untuk segera menutup buku a.k.a mengakhiri hidup. Pilihan tersebut dianggap sebagai jalan keluar dari permasalahan yang tidak kunjung berakhir.

Di Korea konon ada tebing yang dikenal sebagai surganya orang bunuh diri, dimana orang2 yang ingin bunuh diri kemudian memilih melompat dari tebing itu untuk mengakhiri hidup. 

Dan bagaimana di Indonesia? mungkin kita masih ingat dengan euforia bunuh diri di tempat ramai beberapa tahun silam, ketika orang2 mulai melompat dari berbagai gedung tinggi seperti mall dan membuat kepanikan dimana2. Atau trend bunuh diri sambil nyawer nyawa orang lain macam bom bali?

suicide wallpaper

Tapi benarkah mengakhiri hidup maka mengakhiri semua masalah??? Jika pertanyaan itu ditujukan untuk mengakhiri permasalahan di dunia, maka jawabannya ya. Karena orang mati uwis ora urusan ora urunan karo urusane wong urip. Sebelum memutuskan bunuh diri, lebih baik mengikuti tutorialnya, tutorial menghindarinya maksudnya, nek wis niat sih karepmu deh. Sik mati yo kowe dewe kok aku sik repot.

Semboyan muda foya foya tua kaya raya mati masuk surga mungkin impian hampir sebagian besar dari kita. Sayangnya hal semacam itu adalah mission impossible jilid 5 dimana Tom Cruise aja mbuh mbuhan mendapatkannya. Seorang yang hidup diawali dengan tangisannya dan kebahagiaan orang2 disekitarnya, dan harapan kita semua diakhiri dengan tangisan keluarga dan kebahagiaan kita. Meninggal dengan khusnul khatimah. Meninggal dengan sebaik2nya, enggak berasa sakit ketika masa sewa nyawanya udah kadaluarsa.

Meninggalkan dunia, sama halnya seperti meninggalkan almamater yang kita cintai. Bedanya gak ada lagi istilah reuni atau pulang kandang. Kita tidak akan pernah kembali untuk menemuinya lagi. Urusan kita adalah bagaimana meninggalkannya dengan kepala tegak, bukan meninggalkannya karena malu.

Mengakhiri hidup dalam keadaan sedih, tersiksa, sakit hati, hanya akan membuat kesedihan kita kekal dalam alam keabadian. Kita akan terus meratapi ketololan kita yang sudah tidak mungkin lagi memperbaiki keadaan, hanya bayangan pengandaian yang akan terus menghakimi kita karena telah memilih jalan terburuk dari semua jalan yang seharusnya dapat kita pilih untuk mengurai masalah. Hanya orang2 lebe (baca: lebay) yang memilih opsi suicide buat mengakhiri masalah.

Think first, masalah yang menimpa kita tidak lebih buruk dari yang menimpa orang lain, hanya segelintir orang yang benar2 tidak pernah memiliki pikiran untuk mengakhiri hidup. Sebagian besar manusia dalam usia produktif pernah memikirkan opsi itu dalam kehidupan mereka, tidak hanya sekali, bahkan ada yang berkali2, tapi pada akhirnya mereka memilih untuk terus hidup. Memilih untuk terus berjuang secara hormat daripada meninggalkan medan pertempuran layaknya tikus pengecut.

Berani Hidup?

4 pemikiran pada “Suicide”

Tinggalkan komentar

(Note, links and most HTML attributes are not allowed in comments)

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Ingin produk/website Anda kami ulas? Silahkan klik tombol dibawah ini