Artikel ini berbau spoiler, mau baca terus ya bodo amat sih ya, emang gw pikirin situ penggila a must seen first or yang demen cari2 spoiler. Semua punya kekarepan sendiri-sendiri kok ya.
Agak susah memang untuk membuat sebuah film yang menjadi prolog dari sekuel film yang meledak sebelumnya. Harry Potter memang fenomenal, dan kali ini Fantastic Beast mencoba membangun merknya sendiri dalam dunia sihir. Mau tidak mau, suka tidak suka. Untuk mendekatkan para penikmat film dengan franchise film yang sudah tenar sebelumnya ya dengan menghadirkan tokoh-tokoh yang muncul dalam film terdahulu. Gunanya, agar penonton bisa menemukan benang merahnya dan merasa tidak terlalu jauh dari kisah yang akan disajikan
Dan itulah yang aku rasakan dari sekuel pertama dan kedua dari Fantastic Beast ini, dan untuk yang kedua, beneran deh ini berasa banget ndompleng ke Harpot. Film dibuka dengan proses pemindahan Grindelwald dari penjara Amerika ke Eropa yang tidak berlangsung dengan mulus, seperti prelude film-film lain, sudah bisa dipastikan bahwa prosesnya tidak akan mulus, sang penjahat lolos setelah mempecundangi para auror yang mengawalnya.
Kisah ini mencoba menghubungkan kembali Newt dengan Tina, dengan perantara Jacob dan Queenie, yang ya seolah semua serba kebetulan. Newt yang enggan pergi ke Paris, disuruh ketemu oleh …. untuk ke Paris, mencari Credence dan mengalahkan Grindelwald sekaligus, sungguh saran yang kekanak-kanakan, terutama karena yang menyarankan adalah Albus Dumbledore muda.
Film ini mencoba menggabungkan antara dunia harpot dengan dunia fantastic beast, dimana muncul nama keluarga Lestrange sebagai bagian dari komunitas darah murni yang terkenal bangsawan sejak jaman dahulu, kemunculan Dumbledore, Nicholas Flemings, emmm ya namanya juga kisah pengantar. Iya sih tapi mbok ya jangan dipaksakan sememaksakan memasukkan kisah Legolas ke dalam sekuel The Hobbit, cuma untuk jembatan menuju kisah LoTR.
Hal yang agak fenomenal di awal-awal dan jadi pro kontra adalah tentang Nagini, ular jejadian yang katanya berasal dari Indonesia, tapi latar belakangnya lebih cocok jadi dewi ular India Nagin dan diperankan artis Korea. Kupikir, Nagini ini bakalan tampil wah dan jadi yah minimal punya kans besar dalam cerita, tapi ternyata enggak. Dia dikisahkan sebagai maledictius lemah yang cuma bisa nemenin Credence aja udah. Aksinya yang paling greget? gak ada, cuma pas disuruh berubah jadi ular n akhirnya matok pemilik sirkusnya aja, udah. Itu aja gak mati, yawla fail
Hal terbaik dalam film ini adalah soal kualitas CGI, yang yah namanya juga udah jaman maju, CGI nya emang keren luar biasa, hewan-hewan buas yang ditampilkan juga memukau, meski ya klo ak mau dibilang kek Grindelwald, melalaikan hal-hal kecil, hewan-hewan ini hanya berfungsi jadi jembatan aja dalam cerita, bantu nyolongin barang, bantuin lawan sesama hewan, ngerusakin barang, nggigitin yang punya. Bener-bener fail dari bayanganku pertama soal kemunculan waralaba ini.
Klo pun ada yang baik juga menurutku adalah soal acting awkward dan nervousnya Newt saat ketemu Tina, Newt seperti biasa bertindak seperti orang gagu yang lagi kasmaran, ya gitu deh. Bicara soal judul fantastic beast, ya biasa aja sih, bicara soal crimes of Grindelwaldnya, ak malah jujur aja gak dong sisi crimes nya Grindelwald yang penting banget sampai harus dijudulin dalam filmnya tuh apa. Klo soal visi misi menaklukan n mengslavekan muggle sih biasa, tapi kan baru visi doang, bayanganku bakal seepic pertempuran pelahap maut vs auror, tapi yah, aurornya gampang banget mati kena apinya Grindelwald.
Clue yang nyebelin kenapa Dumbledore yang udah dipuja dan diakui auror sebagai penyihir terhebat dijamannya ogah nglawan Grindelwald dijawab langsung disini, n serius alasannya muna banget, meski mungkin dalam dunia sihir itu artinya fatal banget, tapi dalam dunia muggle, serius cuma gegara hal begituan? Dan menutup mata sama kerusakan2 yang dibuat Grindelwald? wew. Nah dibagian ending, emang ada kejutan yang wow banget, mengenai identitas Credence sejak dia selamat dari sekuel Fantastic Beast pertama, yang sejak awal film ini emang dituturkan lengkap dari awal sampe akhir. Mulai dari dia salah mengira sebagai anak pengasuhnya, anak keluarga Lestrange sampai akhirnya diputuskan bahwa dia adalah adik dari Dumbledore yang hilang, Aurelius Dumbledore. Selamat, film ini malah prefer dikasih judul the Tales of Credence alih-alih
Jadi saranku soal yang mau nonton film ini, klo emang suka Harpot, nonton aja, klo pengen nonton CGI, nonton aja, tp klo buat yang nyari cerita yang pure n memukau, ya nonton aja trus dinilai aja deh sendiri. Klo misal ada yang gak setuju sama sudut pandangku dan merasa film ini keren banget n pantes dapetin oscar ya tulis aja sih gak perlu pake nyampah disana sini.