Penasaran dengan menu kuliner para priyayi mataram jaman dulu? jangan kuatir karena sekarang di Jogja sudah hadir Bakmi Senthong, restoran mie yang khusus menyajikan menu bakmi priyayi jaman dulu. Warung yang buka mulai jam 16.00 sampai jam 23.00 ini menawarkan berbagai kuliner lokal tempo dulu yang banyak dinikmati kaum bangsawan di masanya.
Mengapa Disebut Bakmi Senthong
Untuk orang Jawa yang lahir tidak di Jogja, istilah senthong ini memang baru buatku, senthong sendiri merujuk salah satu bagian rumah dalam adat istiadat jawa, dari bentuk rumah-rumah adat masyarakat Jawa khususnya Jogja dan mataraman senthong ini memang banyak mengandung filosofi.
Senthong merupakan ruangan sakral yang terletak di bagian rumah paling belakang, tetapi bukan dapur ya kakak. Senthong ini berlokasi di sepertiga bagian tengah sisi belakang rumah. Tiga bagian ini menandakan tiga area berbeda, sisi kiri digunakan untuk menyimpan hasil panen, sisi kanan untuk menyimpan pusaka, alat kerja, dll dan bagian tengah adalah tempat untuk mensyukuri anugerah sang pencipta.
Ya bisa dibilang senthong ini adalah bagian paling sakral dalam sebuah rumah adat jawa, baik itu untuk pemeluk islam, hindu maupun kejawen. Bentuk ruangannya lebih kecil dibanding ruangan lain tetapi bisa dibilang merupakan tempat pembentuk ruh dari keluarga tersebut.
Bakmi Senthong mengambil nama tersebut sebagai bentuk penghormatan pada kesakralan budaya Jawa yang adiluhung, sekaligus menyesuaikan dengan tema kuliner yang memang disajikan di restoran ini. Sebagaimana yang sudah aku beritahukan di awal tadi, Bakmi Senthong menyajikan sajian kuliner ala Priyayi tempo Dulu.
Menikmati Ragam Sajian Kuliner Bakmi Priyayi Jogja
Priyayi adalah istilah penghormatan pada seseorang/ kelompok masyarakat yang dihargai dalam sebuah lingkungan masyarakat. Dalam masyarakat Jawa kuno, istilah priyayi banyak digunakan untuk mereka yang memiliki darah bangsawan, menjadi pejabat, meski tidak jarang digunakan untuk orang yang belum dikenal namun memiliki perilaku sopan santun yang tinggi.
Di Jogja sendiri, istilah priyayi lebih banyak merujuk kepada para pejabat kraton dan keluarganya. Memang di masa feodal, tentunya masalah kuliner ada perbedaan antara masyarakat biasa dengan golongan priyayi. Meskipun demikian, di masa saat ini, tidak ada lagi gap antara kuliner kerajaan dengan masyarakat biasa, semua kuliner ningrat, bisa ditiru dan dinikmati siapa saja dan kapan saja. Termasuk menikmati sajian bakminya kaum priyayi Jogja di Bakmi Senthong.
Lalu menu apa saja yang ada di Bakmi Senthong?
- Bakmi Kuning (Godhog/Goreng)
- Bakmi Campur (Godhog/Goreng)
- Bihun (Godhog/Goreng)
- Mie Lethek (Godhog/Goreng)
- Mides (Mie Pedhes)
- Nasi Goreng
- Tongseng Ayam
Harga makanan cukup murah kok cuma Rp. 15.000an dan minuman juga mulai harga Rp. 5000. Untuk minuman tersedia minuman khas jawa apalagi kalo bukan teh nasgitel (panas, legi, kenthel), selain itu kita juga bisa memesan wedang jahe, wedang sereh, wedang uwuh, kolang kaling, dan secang. Minuman-minuman ini biasanya menggunakan bahan rempah-rempah yang memberikan efek hangat pada badan, cocok banget untuk menghalau udara dingin di musim penghujan seperti sekarang ini.
Ambience Ala Ningrat
Menggunakan branding yang jawa banget dengan kuliner yang gak kurang jawanya, tentunya lebih afdol jika ambience tempatnya pun terasa jawa banget. Bedanya, disini teman-teman bisa menikmati sajian kuliner ala priyayi di lokasi yang punya ambience ningrat.
Yeps, Bakmi Senthong dikonsep seperti rumah bangsawan Jogja di masa silam, lengkap dengan berbagai foto Raja dan pangeran Mataram berjejer di dinding. Ornamen jadul, serta di bagian dalam resto tepat di bagian tengah terdapat miniatur senthong, untuk memberikan referensi pada pengunjung apa sih yang dimaksud senthong itu.
Buat kamu yang pengen mampir berbuka puasa di Bakmi Senthong bisa banget mampir ke jalan MT. Haryono no 9, Suryodiningratan, Mantrijeron. Lokasinya dari perempatan Plengkung Gading ke arah barat sekitar 200 meter.
Dekat sama rumah, patut buat dicoba
monggo mas aris
Menu favorit tetap bakmi jawa godhog plus teh nasgithel…hehe