refleksi diri

tentang penggambaran dan sudut pandang diri sendiri

Relativitas

Hidup itu relatif, seneng, susah, boring, bahagia, semua serba relatif, kaya miskin juga relatif. Tergantung bagaimana seseorang memandang persoalan. Hidup itu menyenangkan untuk mereka yang tahu bagaimana cara mensyukurinya, dan hidup itu melelahkan bagi mereka yang merasa terjebak oleh pola pikirnya sendiri. Dari semua kerelativitasan itu, manusia perlu belajar bagaimana membuat dirinya tetap merasa di jalur yang benar, […]

Relativitas Read More »

Marhaban ya Bullying

Sebelum internet menjadi makanan kita sehari2, bulan ramadhan adalah bulan yang penuh berkah, setidaknya itu dapat kita saksikan dalam acara televisi sepanjang ramadhan. Masih ingat sinetron lawas yang dibintangi Dedi Mizwar seperti hikayat pengembara yang kental dengan unsur dakwah nan membumi. Sementara televisi lain menghadirkan tausiah2 dan khazanah wawasan baru tentang keislaman baik di Indonesia

Marhaban ya Bullying Read More »

Nrimo Ing Pandum

Nrimo ing pandum dalam bahasa Jawa kurang lebih berarti nrimo (menerima) apa yang diberikan dengan rasa ikhlas dan syukur. Bagi masyarakat Jawa wejangan ini merupakan himbauan agar dalam setiap laku kehidupan kita harus bersikap ikhlas dan mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan. Bagi sebagian orang, konsep ini seringkali dianggap sebagai bentuk kebodohan dan penyamanan diri

Nrimo Ing Pandum Read More »

hormatilah orang yang puasa

Hormatilah Orang yang Tidak Puasa

Puasa di negeri ini memang aneh, karena hampir setiap bidang diharuskan menghormati adanya bulan ini, penghormatan pada manusia yang tidak perlu sebenernya bukan pada ramadannya. Sebut saja, bulan puasa identik dengan diskonisasi jam kerja. Sudah jamak bahwa puasa itu adalah bulan pulang cepat, kerjaan bisa dimahfumkan jika tidak selesai. Betapa tidak produktifnya negeri ini.

Hormatilah Orang yang Tidak Puasa Read More »

Brave Heart

Bagi anak2 muda, keberanian identik dengan show force, menunjukkan kekuatan otot untuk menantang orang lain. Sementara itu memang pemahaman mereka mengenai keberanian mental baru sebatas itu, berani nggebrak meja, nantang tawuran, melakukan pembalasan yang lebih kejam, ya baru sebatas itu. Ketika kita dipukul, dijewer atau disakiti karena kesalahan kita/bukan, membalas bukanlah sebuah solusi, melainkan menjerumuskan

Brave Heart Read More »