How New Are You

Happy new year, kalimat standar tiap tahunnya disertai tiupan terompet seken bekas kena gigi sepertinya udah terlalu mainstream buat diikuti, gw bosen dengan perayaan tahun baru yang segitu2 aja, memacetkan kota berjamaah tanpa tahu imamnya siapa.

Bikin resolusi gw juga jarang, karena menurut gw resolusi pada dasarnya adalah sebuah titik pencapaian yang ingin kita gapai, jadi gak harus dalam durasi setahun, bisa aja kita patok target dalam hitungan bulan atau bahkan kita sudah punya rencana pencapaian kita untuk hari ini. Jadi gak harus dirayakan setiap setahun sekali kek bullshitday valentine yang ngapain juga harus dirayain, orang tiap hari kita juga dapet kasih sayang dari Tuhan dan sesama kok ya.

Gw bersyukur karena di tahun 2012 banyak orang yang percaya kiamat dan menetapkan beberapa hari kiamat yang dicancel tanpa pemberitahuan lebih lanjut dan gw bersyukur karena kampus gw enggak sebego itu jadi makmum masbuknya sehingga gw masih dapat stok kalender 2013, gw bakalan super heran klo ada institusi yang sampe menunda pembuatan kalender hanya karena kemakan isu kiamat. Kucluk beud

Yang bikin gw berpikir tentang perayaan tahun baru, apa yang baru dari diri kita sehingga orang2 rela beramai2 terbuai dalam euforia? membeli seperangkat kembang api dan terompet yang kadang nilainya tidak setara dengan penghasilan kita, bukankah pada dasarnya kita hanya sekedar ganti kalender doang? atau ada perubahan yang pasti ke arah yang lebih baik? . Seinget gw dari kelakuan gw dulu tiap abis ngerayain tahun baru gw juga cuma memulai tahun baru dengan sebuah action tolol kebanyakan abegeh labil yang gak konsisten sama resolusinya. Ngorok berjamaah abis pesta pergantian tahun di kosan temen. Najis tralala dah pokoknya.

Tentu saja perubahan itu gak cuma dalam bentuk resolusi, tapi sampai pada detail step by step yang harus kita jalani untuk mencapainya.

Tahun baru? tantangan baru, How new are you friend?