Sejak 29 Januari 2021, Sate Ratu resmi menempati lokasi baru di Jl. Sidomukti, Tiyasan, Condong Catur, lokasi ini merupakan salah satu kawasan kuliner di Sleman yang tengah berkembang, pemilihan lokasi baru ini menurut Om Budi Seputro selaku owner Sate Ratu guna tetap memberikan pelayanan terbaik bagi para konsumen dan penggemar sate di Jogja.
Kepindahan Sate Ratu dari lokasi lama di Jogja Paradise jalan Magelang ke lokasi baru Sate Ratu di bilangan Condong Catur sudah dimention Om Budi dalam buku keduanya Sate Ratu; Kok Bisa Gitu. Kebutuhan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik dan lokasi yang lebih nyaman menjadi pertimbangan Om Budi memindahkan Sate Ratu ke lokasinya yang baru.
Untuk menyambangi lokasi baru Sate Ratu, para penikmat kuliner dari arah kota Jogja bisa menuju ke utara lewat jalan Kaliurang, di Km 9.3 sebelum pertigaan lampu merah Gandok, tinggal belok ke timur dan kemudian belok lagi ke selatan menuju Sate Ratu. Di lokasi ini, banyak jenama kuliner juga membuka outletnya, mau makan apa aja ada. Dan meski berada di lokasi kuliner, hal itu justru menguntungkan alih-alih merugikan kata Om Budi, toh semua sudah punya market sendiri-sendiri, gak mungkin dong tiap hari orang makan sate melulu, pasti pengen yang lain, gitu juga yang lain, suatu saat bisa ikut nyobain Sate Ratu. Lokasinya sendiri terbilang dekat dari tempatku bekerja, kurang dari satu kilometer dari SMK Bina Harapan.
Pada kesempatan rekan-rekan narablog Jogja menyambangi lokasi baru Sate Ratu kami ditemui Om Budi yang menyambut kami dengan hangat, konsep lokasi baru Sate Ratu ini semi terbuka, dengan tempat makan di sisi utara, sedangkan sisi selatan sengaja dibiarkan terbuka dan digunakan sebagai taman, untuk menjaga estetika, bagian pembakaran sate diletakkan di bagian belakang yaitu di sisi timur bangunan, kata Om Budi, ini guna membuat pengunjung tetap nyaman dan tidak perlu terganggu dengan asap pembakaran sate yang sedang dipersiapkan di dapur.
Meski demikian, brand kuliner Jogja yang sudah dikunjungi oleh tamu dari 85 negara ini juga menyediakan lokasi makan outdoor di ujung belakang, konsepnya mirip backyard garden dengan meja kursi putih dengan tambahan aksen warna, di bagian belakang ini pengunjung bisa menikmati makan siang dengan memandang areal persawahan yang membentang di belakang Sate Ratu.
Untuk saat ini, area backyard ini boleh digunakan pengunjung untuk spot foto dan ngobrol santai, tapi kata Om Budi, baiknya makan aja dulu di dalam baru nanti ngobrolnya pindah ke belakang, mengingat saat ini masih musim hujan.
Menurut Om Budi, tidak ada penambahan menu baru menyambut kepindahan Sate Ratu ke Tiyasan ini, meski demikian aku sendiri belum sempat menikmati Sate Kulit yang merupakan produk terbaru Sate Ratu, dan kebetulan waktu aku ke Tiyasan memang belum ready.
Sate Merah tetap menjadi favorit para pengunjung yang ingin menikmati sensasi sate pedas di Jogja, buat penyuka sate non pedas bisa memilih Sate Kanak, selain itu kita juga bisa menambahkan add ons berupa soup yang lezat untuk menawar rasa sate, Sate Lilit Basah, mungkin adalah salah satu sate unik di Sate Ratu, sate ini mengambil inspirasi dari sate lilit ala Bali tapi tidak ditusuk layaknya sate pada umumnya. Buat pengunjung yang ingin mencoba bikin Sate Ratu, Om Budi juga menyediakan Bumbu Sate Merah yang bisa dibeli pelanggan, gak takut punya saingan om? Enggak kata Om Budi, menurutnya, pembeli tidak hanya membeli produk, tapi juga experience selama menikmati sajian di Sate Ratu.
Semua harga dan menu masih sama, gak ada yang berbeda selain lokasinya saja, kata Om Budi. Semoga di lokasi yang baru, Sate Ratu bisa terus mewarnai dunia kuliner di Jogja serta terus dikunjungi pelanggan dari mancanegara.
Mantaaaap…. hujan-hujan makan sate, cihuuuy.. 🙂
anget kang meneh pedes mbange sate liyane