Jika ada seekor burung yang enggan bernyanyi, Oda Nobunaga akan membunuhnya, Toyotomi Hideyoshi akan memaksa burung itu bernyanyi sedangkan Tokugawa Ieyasu akan menunggunya bernyanyi.
Idiom itu menggambarkan karakter tiga tokoh pemersatu Jepang di Era Sengoku, Oda Nobunaga penguasa Owari, Hideyoshi pewaris Nobunaga serta Ieyasu, sahabat Nobunaga. Namun jauh sebelum ketiganya menjadi pemersatu Jepang, Ieyasu tidak lain hanyalah budak yang disandera saat klannya kalah pertempuran.

Ieyasu lahir dengan nama Matsudaira Takechiyo, ayahnya adalah pewaris provinsi Mikawa, sebuah negeri kecil yang sama dengan provinsi Owari, jauh dari hingar bingar peradaban klan lain yang lebih kaya, Takeda, Imagawa, Saito, Asakura, Uesugi dan Mori adalah provinsi-provinsi yang jauh lebih kuat.
Matsudaira Hirotada, ayah Takechiyo sering bertempur dengan klan Oda, yang saat itu dipimpin Oda Nobuhide, ayah dari Oda Nobunaga, namun karena klan Matsudaira kalah, Takechiyo terpaksa menjadi tahanan di Owari, pasang surut hubungan Owari Mikawa membuat Klan Matsudaira meminta bantuan klan Imagawa dari Suruga yang lebih kuat, setelah Takechiyo dikembalikan ke Mikawa pada masa perdamaian Oda, Takechiyo kembali harus menjadi sandera di bawah klan Imagawa.
Sebagai pewaris klan, Takechiyo berada di luar wilayahnya, terpenjara di Suruga, hingga saat ia dewasa. Di masa ini, kekuatan klan Oda di bawah Nobunaga semakin meningkat. Terlebih setelah pertempuran Okehazama, dimana klan Oda yang lemah dan miskin berhasil membunuh Imagawa Yoshitomo. Ieyasu, memanfaatkan kematian Yoshitomo dengan melarikan diri kembali ke Mikawa.
Di masa ini, Ieyasu diam-diam menyusun kekuatan klannya, setelah mengubah nama klannya menjadi Tokugawa, ia pun menyerang wilayah Imagawa dan berhasil menduduki Suruga, di masa yang sama, Klan Oda berhasil menghancurkan Omi dan Mino, dua provinsi kuat milik klan Saito.
Tokugawa melihat Nobunaga sebagai daimyo yang memiliki kemauan keras mempersatukan Jepang, oleh karenanya ia pun menjalin persahabatan dengan klan Oda. Gabungan kekuatan kedua daimyo, ditambah meningkatnya pengaruh bawahan Nobunaga, Hideyoshi membuat klan Oda berhasil menguasai provinsi-provinsi terkuat di wilayah tengah pulau Honshu. Di masa itu, hanya tersisa klan Mori, Uesugi, Hojo dan Date di Honshu, klan kuat lain seperti Takeda, Imagawa dan Asakura binasa. Termasuk membungihanguskan Gunung Hiei dan membunuh lebih dari 8000 biksu prajurit yang tinggal di dalamnya.

Namun, perselisihan mulai terasa di kalangan jenderal Oda, saat itu ada tiga jenderal tertinggi Oda, Hideyoshi, Shibata Katsuie serta Akechi Mitsuhide, saat Hideyoshi menghadapi klan Mori di barat dan Shibata bertempur melawan klan Uesugi di utara, Mitsuhide tetap berada di Tamba, Mitsuhide tidak terima saat kemudian dia diperbantukan dibawah komandan Hideyoshi melawan klan Mori, di sisi lain, Mitsuhide merasa dipermalukan Nobunaga saat menjamu Ieyasu.
Dendam Mitsuhide, menjadi malapetaka Nobunaga, di suatu malam saat Nobunaga bersiap mengambil alih pimpinan melawan klan Mori, Mitsuhide melakukan pengkhianatan, pasukan Tamba mengepung pengawal Nobunaga yang tidak seberapa, insiden ini diakhiri dengan seppuku Nobunaga, dan terbunuhnya pewaris utamanya, Oda Nobutaka.
Kematian Oda Nobunaga, membuat percaturan era Sengoku berubah cepat, Hideyoshi cepat-cepat melakukan gencatan senjata dengan klan Mori, kemudian berbalik mengejar pasukan Mitsuhide. Sementara pasukan Shibata terhalang musim salju di wilayah utara. Sedangkan Tokugawa, cepat-cepat kembali ke Mikawa dan menyusun strategi. Hideyoshi, kemudian menyingkirkan satu persatu jenderal Nobunaga yang tidak setia, termasuk klan Shibata, sementara itu ia juga menjadi dalang agar pewaris Nobunaga yang tersisa melakukan seppuku.
Ieyasu pun tidak luput dari intrik yang diciptakan Hideyoshi, setelah memanfaatkan pewaris Nobunaga Oda Nobuo untuk menciptakan perang melawan Hideyoshi, Ieyasu akhirnya mengakui kepemimpinan Hideyoshi, di masa ini, Jepang di bawah Hideyoshi berupaya memperluas kekuasaan dengan menyerang China lewat Korea. Pertempuran ini berlangsung tujuh tahun, dan menyisakan Ieyasu sebagai daimyo Jepang yang tidak turut serta dalam pertempuran melawan Dinasti Joseon Korea. Ia justru meningkatkan keterlibatannya di provinsi-provinsi belakang, seperti Hojo dan Date.

Hideyoshi jatuh sakit setelah gagal menaklukan Korea setelah kapal-kapal Jepang dikalahkan kapal kura-kura Yi Sun Sin, sialnya, anak angkat yang menjadi pewaris Hideyoshi juga telah diminta seppuku oleh Hideyoshi, hanya karena ia telah memiliki anak kandung dari keponakan Nobunaga. Ketamakan Hideyoshi pun terkena batunya, Hideyori, anaknya tidak mampu melawan kekuatan Ieyasu. Pertempuran terakhir antara Ishida Mitsunari di pihak Toyotomi melawan Ieyasu terjadi di medan Sekigahara, tahun 1600. Pertempuran inilah yang menjadi awal keshogunan Tokugawa yang berlangsung lebih dari 250 tahun hingga pecahnya revolusi Meiji yang memaksa keshogunan Tokugawa menyerahkan mandatnya pada kaisar Jepang, era Meiji menandakan berakhirnya sistem pemerintahan Shogun di Jepang yang dimulai pada era Keshogunan Nara pada tahun 710 masehi. Di masa pemerintahan Tokugawa, pusat pemerintahan terletak di Edo, sehingga dikenal dengan zaman Edo, Kota inilah yang kemudian kita kenal sebagai ibukota Jepang, Tokyo.