Kebahagiaan tidak selalu diukur dengan uang, kebahagiaan tidak selalu diukur dengan materi berlebihan. Terkadang kebahagiaan justru bisa kita temukan di ruang-ruang sosial yang murah meriah. Bercengkerama dengan tetangga, bermain dengan teman sebaya. Dan kebahagiaan, meski punya makna berbeda bagi setiap orang, pada dasarnya dapat diketemukan dengan mudah di sekitar kita. Pertanyaannya, kita memilih cara bahagia yang seperti apa?
Journey of Happiness Ekwan Marianto, mengajak kita untuk kembali mengingat bagaimana kita sebenarnya dapat merasa bahagia, dengan cara mudah, bersosialisasi. Hadir dalam bentuk 40 lebih karya, kita bisa menikmati kebahagiaan dari berbagai sudut yang mudah kita temukan di kehidupan sehari-hari.
Sebagai seorang seniman, Ekwan mengenal seni sejak sekolah si Sekolah Menengah Seni Rupa Jogja, di SMK inilah Ekwan memperdalam ilmu seninya. Dalam perkembangannya ia banyak berguru dan bersosialisasi dengan para seniman yang tinggal di Nitiprayan. “Saya tinggal bersama para seniman yang hidup berbahagia, karena itulah saya bisa terus berkarya”
Kebahagiaan bagi Ekwan adalah sumber inspirasi dan lentera yang terus menjadi penyemangatnya dalam berkarya, baginya, tidak akan ada karya yang tercipta jika kita tidak bahagia. Belajar dari local wisdom para seniman Nitiprayan inilah ia akhirnya bisa mencapai prestasinya sekarang.
Journey of Happiness adalah pameran tunggal kelima yang digelar Ekwan Marianto, pameran ini berlokasi di Taman Budaya Yogyakarta dibuka sejak tanggal 21 Desember 2019 hingga 4 Januari 2020. Dan apa sih yang unik dari pameran Ekwan kali ini?
Sri Gabriela Rahayu, seorang penulis asal Kanada yang tinggal cukup lama di Bali menyebut, pameran Ekwan begitu jujur tentang definisi kebahagiaan, orang yang melihatnya bisa langsung merasa bahagia dengan karya-karyanya. Karya Ekwan ini sendiri bagiku terbilang unik.
Jika dulu sejak kecil aku terbiasa dengan aliran realis, bahwa wajah dan tubuh manusia harus digambarkan as is, maka karya Ekwan ini berbeda, bukan pula hadir dalam bentuk tokoh dengan gaya karikatur populer. Ekwan melukiskannya dalam goresan ala anak-anak. Penggambaran tokoh dengan gaya anak-anak ini, turut memberi ruang bahwa untuk disebut indah, tidak selalu lukisan harus menyerupai kondisi fisik sebenarnya, tetapi dengan gaya melukisnya, pesan yang ingin disampaikan pada para penikmatnya bisa tetap terbaca dan bisa dinikmati.
Ciri lain yang jelas langsung terbaca dari karya-karya Ekwan adalah colourful. Sebagian besar karya yang ditampilkan di Journey of Happiness ini mengusung warna-warna mencolok, cerah, gembira dan tentu saja bahagia. Meskipun pola warna yang digoreskan cenderung sembarang dan cenderung tabrak warna, tapi selalu ada garis tegas di tiap gradasi warna yang konsisten dalam satu karya. Meski demikian, ada juga beberapa karya yang Ekwan tinggalkan tanpa warna ngejreng, polos, atau hitam putih. Ini biar orang-orang enggak bosen mas. Bahagia itu gak selalu harus berwarna warni, dalam goresan hitam putih dan polos sebenarnya orang juga bisa bahagia.
Pameran Ekwan kali ini mengambil media cukup beragam meski didominasi oleh unsur kayu. Ekwan menjadikan kayu tersebut sebagai frame yang terintegrasi, menjadi satu kesatuan cerita bersama kanvasnya, bahkan kayu penopang karyanya pun termasuk dalam bagian ceritanya. Ada juga kayu yang digunakan sepenuhnya sebagai media karya. Dan jujur saja aku cukup terkesima dengan ukuran kayu tunggal yang digunakan Ekwan di beberapa karyanya ini. Super besar, entah berasal dari kayu pohon yang berusia berapa ratus tahun.
Ada patung para penunggang kuda yang bermain musik, ada karya 3 dimensi dalam bentuk boneka perunggu, cetakan alumunium, tatah kayu, lukisan kanvas dan masih banyak kejutan lain di pameran kali ini. Pameran ini mengambil timing yang pas bersamaan dengan liburan akhir tahun dimana Jogja akan selalu penuh dengan para wisatawan yang berkunjung menikmati wisata minat khusus, alam, tradisi, dan seni.
Dan aku sendiri merekomendasikan banget wisatawan yang lagi main ke Jogja, baik itu wisatawan keluarga, backpacker atau karya wisata, buat mampir ke Taman Budaya Yogyakarta menikmati karya-karya Ekwan, siapa tahu bisa memberikan inspirasi berbahagia dalam kehidupan sehari-hari.