Jika kita mengenal Paralimpiade Nasional sebagai Pekan Olahraga Nasional untuk kawan-kawan difabel, maka Jogja punya Pekan Budaya Difabel. Pekan Budaya Difabel sendiri merupakan sebuah budaya kepedulian untuk mewujudkan masyarakat inklusi yang duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi dengan rekan-rekan penyandang difabilitas.
Tahun 2022 merupakan tahun keempat penyelenggaraan Pekan Budaya Difabel setelah sebelumnya digelar berturut-turut dari tahun 2019 hingga 2021. Yang membedakan PBD tahun ini adalah lokasi acara yang akan digelar di pemukiman warga, jauh dari hiruk pikuk kota Jogja.
Pekan Budaya Difabel Wujudkan Masyarakat Inklusi
Eni Lestari Rahayu selaku Kepala Bidang Pemeliharaan dan Pengembangan Adat, Tradisi, Lembaga Budaya dan Seni Dinas Kebudayaan Provinsi DIY menuturkan Disbud Provinsi sangat mendukung upaya yang dilakukan untuk menggaungkan masyarakat inklusi, dan yang spesial di tahun ini karena dilaksanakan di Desa Wisata Kebon Agung Imogiri.
Hal ini mengingatkanku pada gelaran Ngayogjazz yang juga diselenggarakan di pemukiman penduduk jauh dari kota Jogja, tujuannya adalah untuk menggairahkan ekonomi masyarakat pedesaan sekaligus menyuguhkan pengalaman berbeda bahwa event besar pun bisa dilakukan di desa desa sederhana dengan segala keunikan alaminya.
Pemilihan lokasi Desa Wisata ini sendiri tidak lain mengingat untuk memasyarakatkan budaya inklusi tidak bisa hanya dilakukan di panggung-panggung kota, tetapi harus menyentuh akar masyarakat di pedesaan. Di desa ini sendiri terdapat mas Cublik Sulistyo sebagai atlet difabel DIY dan pelaku UMKM.
Ngayomi, Ngayemi
Broto Wijayanto selaku ketua panitia Pekan Budaya Difabel 2022 menyebutkan tema yang diambil tahun ini adalah Ngayomi Ngayemi dengan logo daun pisang. Menurut Broto, daun pisang adalah simbol ngayomi (melindungi) yang digunakan masyarakat jaman dahulu untuk melindungi diri dari terpaan air hujan, disisi lain, manfaat daun pisang dalam budaya masyarakat Jawa sangat terasa sebagai salah satu bungkus makanan tradisional untuk berbagai jenis penganan dan kuliner.
Dengan harapan bahwa daun pisang ini merupakan wadah untuk mengenyangkan perut sehingga diharapkan dengan perut kenyang, masyarakat bisa merasa ayem atau nyaman dan bahagia. Dan konsep inilah yang berusaha diwujudkan oleh Broto dan kawan-kawan difabel melalui Pekan Budaya Difabel 2022.
Selain kawan-kawan difabel, penyelenggaraan acara ini juga didukung oleh kelompok pegiat seni budaya di Yogyakarta dan Dinas Kebudayaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan dana keistimewaan.
Kapan Pekan Budaya Difabel digelar?
Acara akan digelar selama 6 hari sejak tanggal 28 November 2022 hingga 6 Desember 2022, pemilihan tanggal ini sekaligus untuk memperingati Hari Difabel Internasional yang bertepatan dengan hari terakhir Pekan Budaya Difabel 2022.
Dalam acara yang akan berlangsung satu minggu ini masyarakat dapat menikmati berbagai pertunjukan, kesenian, workshop, pasar rakyat dan masih banyak lagi.
Acara ini akan menghadirkan Ndaru Ndarboy Genk yang merupakan musisi dangdut asli Bantul untuk memeriahkan acara selain itu, juga ada pertunjukan Puser Bumi yang digawangi oleh difabel tuna netra, kelompok ini ditengah keterbatasannya pernah tampil di berbagai pentas manca negara. Secara lengkap detail acara apa saja yang diselenggarakan bisa disimak pada run down Pekan Budaya Difabel 2022 berikut
Merayakan Inklusifitas Bersama
Dalam Pekan Budaya Difabel ini, area acara tetap akan dihadirkan dengan mengadopsi kebutuhan khusus kawan-kawan difabel, pada setiap spot panitia menghadirkan rekan-rekan penerjemah untuk rekan tuna rungu dan wicara agar tetap dapat menikmati acara.
Acara yang dapat diikuti secara gratis ini juga dapat dihadiri oleh masyarakat secara terbuka untuk saling berinteraksi, bergembira dan menemukan lebih banyak kebahagiaan bersama rekan-rekan difabilitas.