Candi Sambisari, hanyalah satu dari sekian banyak candi yang bisa kita temui disekitar Candi Prambanan. Candi-candi ini umumnya berasal dari masa Mataram Hindu sebelum millenium pertama masehi. Candi Sambisari terletak di dusun Sambisari, Purwomartani, Kalasan Sleman. Candi Jogja ini berada pada kedalaman 6,5 meter di bawah permukaan tanah. Keberadaan Candi Sambisari dimulai pada saat Karyowinangun, seorang petani setempat mencangkul tanah dan menemukan batu ukir reruntuhan Candi pada tahun 1966. Berita tersebut kemudian di tindak lanjutir Kantor Arkeologi di Prambanan dan segera melakukan proses ekskavasi dan rekonstruksi candi yang selesai pada tahun 1987.
Candi Utama
Candi Sambisari memiliki 1 Candi Utama dengan ketinggian 7,5 meter menghadap ke arah barat dengan 3 candi perwara di depannya. Candi utama memiliki bangunan utama berisi Lingga dan Yoni, perwujudan dari Dewa Siwa dan Istrinya dewi Sakti. Lingga dan Yoni ini memiliki saluran pembuangan berupa kepala ular untuk air persembahan. Di luar bangunan utama terdapat tiga relief pada dinding bangunan yakni relief arca Durga Mahisasuramardhini di sebelah utara, Ganesha di sebelah timur dan Agastya di sebelah selatan. Pada pintu masuk menuju bangunan utama terdapat Mahakala dan Nandiswara sebagai penjaga pintu.
Candi Pewara
Ketiga candi pewara hanya berhasil direkonstruksi sampai pondasinya saja, candi perwara sebelah tengah dan utara memiliki sedikit dinding yang bisa direkonstruksi ukuran candi pewara berkisar 4,3 hingga 5 meter. Diluar ketiga candi Perwara dan utama dibuatkan dinding batu berketinggian dua meter dengan luas yang dikelilingi sekitar 50 x 48 meter dan dilengkapi empat pintu masuk. Di luar dinding hamparan rumput menutupi lereng hingga ke arah permukaan tanah di sekitarnya.
Di bagian atas kompleks candi terdapat taman, mushola dan kamar kecil serta kantor tempat informasi. Tiket masuk ke dalam candi ini hanya Rp. 5000 rupiah saja. Untuk menuju candi ini pengunjung dari Kota Jogja bergerak ke arah Prambanan, lalu masuk ke utara lewat Jalan Sambisari hingga mentok menemukan Gapura Sambisari. Sayangnya, tidak ada lokasi parkir mobil yang memadai di sebelah selatan.
Parkir motor pengunjung pun hanya memanfaatkan teras rumah warga. Ada baiknya pengunjung bermobil belok ke kanan dari Gapura, lalu memutar lewat sebelah utara. Disana pengunjung bisa parkir di warung Soto Bathok mbah Katro dan berjalan menuju arah Candi. Pulangnya pengunjung bisa mampir dan menikmati sebathok soto sambil menikmati pemandangan khas persawahan.
Setelah tertimbun sekian lama, kondisinya masih rapi dan bagus gitu ya
Memang beda kualitas bangunan tempo dulu euy
Nah, candi yang satu ini belum pernah sempat terus untuk kami kunjungi je kang, hehehe. Padahal pendamping kepingin banget “nyore” di sini 🙂