Besok aku bakal nikah sama orang yang mau aku ajak hidup sederhana…. Oke, kamu bisa aja ngajak istrimu hidup susah, makan seadanya, tapi apa kamu mau ngajak anakmu susah? makan nasi campur garam, bikin anakmu sakit tiap pulang sekolah kehujanan?
Itu adalah percakapanku dengan ibu sambungku sekitar 10-12 tahun yang lalu. Waktu itu di usia SMA-awal kuliah, pemikiranku hanyalah bagaimana mendapatkan istri yang mau diajak hidup susah, enggak matre, tidak suka berdandan glamour dan berfoya-foya. Ya maklum saja, SMAku dulu termasuk dalam jajaran sekolah elite di kota Jogja. Dimana sebagian besar latar belakang siswanya adalah orang berada yang sudah terbiasa dengan aneka perayaan dan pesta yang menurutku gak terlalu penting dan pemborosan.