Bali, siapa sih yang enggak kenal dengan surga wisata Indonesia yang sudah diakui oleh dunia ini. Banyak hal unik dan menarik dari Pulau Dewata ini, mulai dari budaya, masyarakat, kuliner dan pantai-pantai indahnya. Nah hari ini kita bakalan ngomongin tentang salah satu kekayaan budaya yang ada di Bali, tepatnya adalah Desa Wisata.
heritage
Model Baju Batik yang Bisa Digunakan ke Kantor Terlihat Casual
Ketika memilih pakaian salah satu hal yang penting adalah memperhatikan tempat yang akan dituju ketika menggunakan pakaian tersebut. Misalnya ketika berada di pesta maka harus menyesuaikannya dengan menggunakan pakaian yang formal seperti gaun dan jas. Atau ketika jalan-jalan maka tidak membutuhkan gaun atau baju formal karena dapat untuk menyusahkan dan tidak tepat menggunakannya. Hal tersebut juga berlaku ketika akan memilih pakaian yang digunakan untuk bekerja ke kantor. Pakaian yang dikenakan ke kantor tersebut mempunyai banyak jenis yang bisa dipilih dan biasanya tergantung dari kantor tersebut apakah membebaskan karyawannya memilih pakaian atau menggunakan seragam kantor. Adapun ketika bisa menggunakan pakaian bebas, maka juga biasanya harus sopan seperti model baju batik yang sering dipilih untuk digunakan ke kantor.
Baju batik sendiri merupakan model baju yang merupakan pakaian khas dari Indonesia dan juga telah diakui dan mendapatkan tempat sebagai salah satu pakaian nasional. Baju batik ini merupakan pakaian yang mempunyai motif batik yang merupakan motif khas dari berbagai daerah yang ada di Indonesia. Di jawa terutama biasanya setiap daerah mempunyai motif batik yang khas, baik dari batik Yogyakarta, batik Solo, batik Pekalongan, batik Semarang, batik Lasem, beberapa batik dari Jawa Barat, dan masih banyak lainnya.
Candi Sambisari, si Cantik yang Muncul dari Dalam Tanah
Candi Sambisari, hanyalah satu dari sekian banyak candi yang bisa kita temui disekitar Candi Prambanan. Candi-candi ini umumnya berasal dari masa Mataram Hindu sebelum millenium pertama masehi. Candi Sambisari terletak di dusun Sambisari, Purwomartani, Kalasan Sleman. Candi Jogja ini berada pada kedalaman 6,5 meter di bawah permukaan tanah. Keberadaan Candi Sambisari dimulai pada saat Karyowinangun, seorang petani setempat mencangkul tanah dan menemukan batu ukir reruntuhan Candi pada tahun 1966. Berita tersebut kemudian di tindak lanjutir Kantor Arkeologi di Prambanan dan segera melakukan proses ekskavasi dan rekonstruksi candi yang selesai pada tahun 1987.
Mengunyah Cangkem Buto dan Buto Galak di Waroeng Pitoelas
Untuk orang jawa, judul artikel diatas mungkin terlihat aneh. Cangkem Buto (Cangkem butho) berarti mulut raksasa, sementara Buto Galak berarti raksasa yang galak. Bagaimana mungkin orang secungkring aku bisa enak gitu aja ngunyah Cangkem Buto, apalagi Buto Galak. Akan tetapi jika kalian beranjak sejenak ke tepian Kota Jogja, terutama menuju ke arah Shiva Plateau. Kalian dapat menemukan keduanya dalam satu piring di Waroeng Pitoelas, Berbah, Sleman.
Yep, kedua nama itu adalah nama menu makanan yang tersedia di Waroeng Pitoelas. Usut punya usut, nama Butho Galak sendiri sudah lama dikenal oleh orang-orang sepuh di jaman dahulu. Generasi kita mengenalnya sebagai sandwich lokal dengan nama tahu isi, tahu susur (Jogja) atau tahu brontak (Banyumasan). Untuk membuatnya nampak galak, Mbak Shinta selaku ownernya memasukkan unsur pedas ke dalam racikan isi sandwichnya. Jika Buto Galak memang sudah ada sejak dulu kala, Cangkem Butho adalah kuliner yang benar benar baru. Cangkem Buto menggunakan bahan baku gembus untuk menggantikan posisi tahu dalam Buto Galak.
Pelangi Nusantara Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta
Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta, adalah agenda Tahunan yang diselenggarakan pada 5 hari terakhir perayaan tahun baru China sebelum Cap Go Meh. Pekan Budaya ini merupakan yang ke XII kalinya diadakan di Jogja. Acara ini bermula saat Ibu Muyati Gardjito, dosen Pertanian UGM hendak membuat buku resep masakan Tionghoa. Gayung pun bersambut, dan mendapat dukungan positif dari masyarakat Tionghoa di Jogja. Bahkan Sri Sultan menginginkan tidak hanya dibuat untuk kuliner, tapi juga untuk memperkenalkan budaya masyarakat keturunan Tionghoa di Jogja, sebagai bagian dari pencanangan Jogja sebagai City of Tolerance pada tahun 2002/2003.
Belajar di Desa Wisata Pentingsari
Desa wisata Pentingsari terletak di Kecamatan Cangkringan, Sleman. Desa yang terletak di antara dua aliran sungai ini memiliki suasana yang sejuk dan asri. Untuk menuju Desa wisata Pentingsari dari kota Jogja, kita bisa menyusuri Jalan Kaliurang, lalu belok ke kanan ke jalan Pakem-Kalasan di lampu merah setelah Rumah Sakit Panti Nugroho ke arah Merapi Golf, ikuti jalan sampai menemukan petunjuk ke arah Pentingsari. Aku dan rekan-rekan blogger Jogja datang ke Pentingsari berkat ajakan Pak Wasita dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sleman yang hari itu punya dua agenda ke Desa Wisata Pentingsari dan Agrowisata Bhumi Merapi.
Pentingsari menjadi desa wisata sejak tahun 2008, dan merupakan salah satu dari beberapa desa wisata di Kabupaten Sleman yang bisa menjadi tujuan wisata. Nah bicara soal desa wisata, apa sih bedanya dengan desa biasa pada umumnya? Desa wisata pada dasarnya sama seperti desa-desa lainnya, hanya saja dalam desa tersebut ada nilai-nilai budaya dan aktifitas yang ditawarkan warga sebagai magnet untuk menarik wisatawan. Para wisatawan biasanya akan menginap di rumah-rumah warga dan membaur untuk memperoleh pengalaman tinggal dan menyatu dengan warga desa.
Mampir beli Oleh-oleh Jogja di Yogyatorium Dagadu
Jogja dikenal sebagai tempat wisata, tidak heran di musim libur akhir tahun semacam ini, jalanan kota Jogja selalu dipadati pengunjung. Ada banyak destinasi wisata Jogja yang bisa jadi pilihan, mulai wisata keluarga, alam, budaya dan minat khusus ada di sini. Nah setelah berwisata di kota pelajar ini tentu akan kurang lengkap jika tidak berburu oleh-oleh Jogja, baik kuliner atau benda khas Jogja.
Omah Petroek, obyek wisata kaliurang yang tersembunyi
Selepas mengikuti acara yang diadakan oleh Disbudpar Sleman di Museum Gunung Merapi. Pak Wasita mengajak kami singgah sejenak di Omah Petroek KarangKlethak, yang terletak tidak jauh dari Museum Merapi. Lokasinya hanya berjarak sekitar satu kilo, keluar dari jalan masuk MGM, kami turun ke bawah dan belok kanan di pertigaan yang ada ornamen wayang di sana.
Kami menyusuri jalan kecil untuk menuju Omah Petroek. Dan sesampai disana, kami disambut oleh sesuatu yang tidak terlalu asing bagi kami. Sebuah patung kaki yang pernah dipajang di lokasi nol kilometer Jogja sekitar 2 tahun lalu. Bedanya, kali ini patungnya tidak lagi berwarna putih dan sudah ditambahi aksesoris lainnya. Tapi yang bikin aku berkernyit adalah papan nama bergambar Petruk dengan tulisan besar “Kita Berteman Sudah Lama”
Sarasehan Socmed Agawe Guyub
Pada hari Jum’at 12 November 2016 kemarin bertempat di Griya Kedaulatan Rakyat, Dinas Komunikasi dan Informasi Provinsi DIY menyelenggarakan sarasehan bertajuk Socmed Agawe Guyub. Acara ini merupakan acara kali kedua dari pertemuan para penggiat internet di Jogja dengan pemerintah untuk membicarakan fenomena dunia maya.
Hadir dalam acara ini Kepala Diskominfo DIY Bapak Rony, GKR Hayu, Octo Lapimto dan Budhi Hermanto serta segenap tamu undangan. Dalam pertemuan malam tersebut Bapak Rony menginformasikan sistem informasi terbaru Yogyakarta yakni Jogja Istimewa TV serta aplikasi Jogja Istimewa untuk pengguna Windows Phone dan Android, sementara versi iOS masih dikerjakan rekan-rekan dari Gamatechno.
#BatikIndonesia Mengenal Batik Jogja
Bicara soal Batik Jogja, dan batik pada umumnya, kita pernah melihat tokoh dunia yang sangat mencintai Batik, ya Mantan Presiden Afrika Selatan, Nelson Mandela, beliau sangat mencintai batik, sejak mendapatkan hadiah batik dari Presiden Indonesia kala itu Soeharto.
Nelson Mandela mungkin telah tiada. Tetapi masyarakat Indonesia masih terus mengenangnya sebagai salah satu tokoh dunia yang gemar menggunakan batik dalam acara-acara resmi yang dihadirinya. Saat ini batik mulai digunakan secara luas oleh masyarakat, tidak hanya dalam acara-acara adat saja, batik juga hadir dalam aneka produk fashion kontemporer dan dinamis, seperti tas, sepatu, kemeja, jaket, syal dan lain sebagainya. Semakin meningkatnya minat generasi muda terhadap batik ini tentu perlu kita apresiasi. Meski demikian, tidak semua anak muda yang memakai produk batik, mengerti dan memahami tentang apa itu batik, darimana batik itu berasal? dan bagaimana peruntukkannya? bagi mereka, batik adalah simbol budaya, yang bisa dijadikan salah satu pilihan dalam mode mode baju terkini, terlepas dari filosofi-filosofi yang mungkin ada dalam motif yang mereka kenakan.